Jakartakita.com – Era digital marketing mengubah tren berpromosi dari menggunakan media konvensional seperti televisi, radio dan media cetak yang notabene membutuhkan biaya yang besar, ke media sosial. Selain dari segi kepraktisan dan biaya, media sosial bisa menjadi pilihan bagi pebisnis pemula maupun sudah berpengalaman agar perusahaannya lebih di kenal luas oleh masyarakat luas.
Perusahaan internet dunia seperti Google, Facebook, dan Twitter masing-masing memiliki platform advertising (iklan) sendiri. Terbukti beriklan di Google, Facebook, dan Twitter, berpengaruh sangat besar terhadap brand awareness sebuah produk.
Facebook kini memiliki 2 juta pemasang iklan aktif. Angka ini naik 33 persen dari 1,5 juta pemasang iklan yang dimiliki perusahaan jejaring sosial ini pada pertengahan 2014.
Seperti dilansir dari Reuters, peningkatan jumlah pengiklan memicu peningkatan pendapatan Facebook. Di kuartal keempat, pendapatan Facebook naik 49 persen dari tahun sebelumnya, menjadi 3,85 miliar dollar AS atau setara Rp 49 triliun.
Di saat Facebook tengah “naik daun” sebagai tempat beriklan, performa Google justru menurun. Padahal, Google dikenal sebagai platform iklan terbesar di dunia.
Pada 2013, menurut survey eMarketer, market share untuk iklan Google sebesar 33,6 persen. Angka tersebut menurun menjadi 31,1 persen pada 2014. Sebaliknya, market share untuk iklan di Facebook meningkat dari 5,8 persen pada 2013 menjadi 7,8 persen pada 2014.
Perlahan tapi pasti, tampaknya Facebook akan mengejar ketinggalannya dengan Google untuk ranah iklan.
Langkah Facebook untuk menjadi platform beriklan tampaknya tak main-main. Hal ini bisa dilihat dari peluncuran fitur Ads Manager. Fitur tersebut memungkinkan para pengiklan untuk mengatur kampanye pemasaran, mengubah budget dan penawaran, mengakses laporan performa iklan, serta mengakses ringkasan penagihan. Ini tentu memudahkan pengiklan.
Makanya tak mengherankan kalau banyak perusahaan yang memilih untuk mengalihkan iklannya ke jejaring sosial terbesar di dunia, Facebook.