BPS : Nilai Ekspor dan Impor di Februari Turun, Tapi Masih Surplus
Jakartakita.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sepanjang Februari 2015 nilai ekspor Indonesia sebesar US$ 12,28 miliar atau turun 7,99 persen dibandingkan nilai ekspor Januari 2015 yang mencapai US$ 13,35.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, bukan hanya ekspor yang menurun, tapi impor juga mengalami penurunan. BPS mencatat, impor Februari 2015 mencapai 11,55 miliar dolar AS atau menurun 8,42 persen dibandingkan Januari 2015 senilai 12,61 miliar dolar AS.
Meskipun demikian, lanjut Suryamin, pada Februari 2015, Indonesia justru mengalami surplus neraca perdagangan karena nilai ekspor lebih besar dibanding nilai impor.
“Nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan impor. Secara kumulatif neraca perdagangan Indonesia pada 2015 juga mencatatkan surplus US$ 1,48 miliar,” kata Suryamin dalam konferensi pers di kantornya, Senin (16/3/2015).
Lebih lanjut, Suryamin menjelaskan, selama Februari 2015, negara tujuan ekspor dengan nilai tertinggi adalah Amerika Serikat sebesar US$ 1,18 miliar, Jepang US$ 1,13 miliar, dan India US$ 957,4 juta. Ketiga negara tersebut menyumbang 31,53 persen terhadap total ekspor Indonesia ke seluruh dunia
Sementara itu, penurunan ekspor Februari 2015 disebabkan oleh turunnya ekspor nonmigas sebesar 7,83 persen dari US$ 11,27 miliar menjadi US$ 10,39 miliar, sekaligus penurunan ekspor migas sebesar 8,82 persen dari US$ 11,27 miliar menjadi US$ 10,39 miliar.
Adapun nilai impor nonmigas terbesar pada Februari 2015 adalah golongan barang mesin dan peralatan mekanik dengan nilai 1,82 miliar dolar AS, turun 10,29 persen dibanding impor golongan barang yang sama Januari 2015.
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Februari 2015 ditempati oleh Tiongkok dengan nilai 2,51 miliar dolar AS atau 25,52 persen, disusul Jepang senilai 1,26 miliar atau 12,79 persen, dan Thailand 710 juta dolar AS atau 7,19 persen.
Sementara impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 20,84 persen, sementara dari Uni Eropa 7,70 persen.