Strategi Dua Brand XL. Seperti Apa Kiprahnya?
Jakartakita.com – Pasca diakuisisi XL Axiata, Axis seperti mati suri. Tidak ada program yang khusus diluncurkan untuk penggunanya. Namun, XL sebagai pemilik baru telah memastikan Axis tetap hidup, dan tampil dengan wajah baru. Kini, dipastikan XL memakai strategi dua brand dalam menggarap pasar telekomunikasi Indonesia.
Dian Siswarini, Wakil presiden Direktur XL mengatakan, brand merupakan aset yang besar. Bahkan, untuk membangun sebuah brand diakuinya membutuhkan waktu yang sangat lama.
Dijelaskan, saat ini ada segmentasi berbeda di pelanggan telekomunikasi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan perusahaan, klasifikasi pasar saat ini tidak lagi berdasarkan kelas sosial (SES) dan kebiasaan penggunaan layanan komunikasi yang dipakainya. Tapi bisa juga berdasarkan kebutuhan, functional dan emotional.
Oleh sebab itu, XL tidak mungkin melayani masyarakat dengan satu brand, sehingga brand Axis akan terus dilanjutkan dengan penawaran yang berbeda dan segmen berbeda.
Menurut Dian, langkah untuk tetap menggunakan brand Axis merupakan jalan untuk memberikan layanan yang lengkap kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
“Axis dan XL akan saling melengkapi satu sama lainnya. Kalau dulu Axis ‘GSM yang Baik’, kini diubah menjadi ‘Axis Itu Irit’,” tegas Dian, disela-sela acara peluncuran kembali brand Axis, pada Senin (30/3/2015) di Jakarta.
Mediko Azwar, Senior VP Brand Management XL menambahkan, Axis memiliki pasar yang lebih spesifik bagi pelanggan yang biasa menggunakan layanan telepon, SMS, dan data yang minim.
Namun diakuinya, peluncuran kembali Axis ini memiliki kemungkinan akan adanya kanibalisasi antara XL dan Axis. Meski demikian, pemisahan brand itu tetap dilakukan XL, agar perusahaannya lebih fokus dalam menggarap pasar telekomunikasi di Indonesia.
“Kanibalisasi pasti ada, tapi akan lebih besar resikonya ketika kita tidak pisahkan keduanya. Kita maunya masing-masing fokus pada pasar yang berbeda dengan strategi marketing khusus di tiap brand,” ungkap Mediko Azwar.
Oleh sebab itu, sambungnya, kampanye dan iklan yang akan dilakukan pastinya dibedakan. “Itu menandakan bahwa targetnya memang berbeda tiap brand. Kita mau perlebar pasar yang didapatkan XL, kita sadar untuk mendapat pasar lebih lebar tidak mungkin pakai satu brand,” ujar Mediko.
Axis sendiri telah menjadi bagian XL yang memiliki 59,6 juta pelanggan setelah berhasilnya proses merger dan akuisisi yang dilakukan tahun lalu. Pembelian Axis melibatkan dana sebesar US$ 865 juta.