Indonesia Perlu Kota Ramah Jantung. Seperti Apa?
Jakartakita.com – Indonesia menjadi salah satu negara di Asia Pasifik dengan kasus penyakit jantung yang paling cepat peningkatannya. Namun peningkatan jumlah kasus tak dibarengi penanganan kasus.
Menyikapi kondisi tersebut, Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (Perki) mendorong gerakan bersama untuk melakukan pelayanan serangan jantung yang cepat dan berkualitas.
Perhimpunan ini menilai kota-kota di Indonesia perlu untuk menjadi kota ramah jantung, mengingat penyakit jantung adalah ancaman di tengah masyarakat.
“Penyakit jantung dan pembuluh darah paling tinggi kejadiannya dan kematiannya, termasuk di Indonesia,” kata Ketua Perki, Anwar Santoso di Jakarta, Jumat (10/4/2015).
Seperti apakah kota ramah jantung? Kota semacam itu adalah kota yang dapat memberikan pelayanan bagi warga yang terkena serangan jantung dengan cepat. Caranya yaitu melalui penyediaan infrastruktur seperti ambulan, untuk mengangkut pasien serangan jantung.
Selain itu, fasilitas pelayanan kegawatdaruratan jantung harus tersedia di pusat keramaian seperti bandara, terminal, mall, hingga pasar.
Perki juga berupaya meningkatkan jumlah tenaga spesialis jantung dan pembuluh darah di Indonesia. Ada sekitar 700 dokter jantung dan pembuluh darah (SpJP) di Indonesia yang menjadi anggota Perki.
Indonesia saat ini memiliki 12 pusat pendidikan spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah serta 7 pusat pendidikan subspesialis intervensi jantung. (Bisnis.com)