Take a fresh look at your lifestyle.

Event ‘Splash After Class’ Perilaku Menyimpang Anak Remaja

0 1,011
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Di tahun – tahun sebelumnya, Ujian Nasional (UN) terbilang membuat para siswa stress, pasalnya kelulusan disaring dengan sangat ketat. Tingkat stress pada anak – anak usia sekolah menengah atas (SMU) pun meningkat. Ini ditandai oleh sempat maraknya kejadian tawuran, yang telah banyak memakan korban jiwa.

Kini, di era pemerintahan Jokowi, UN tidak lagi menjadi patokan kelulusan, para generasi selanjutnya ini dapat bernafas lega karena tingkat stress pun pasti menurun.

Seperti kita ketahui bersama, maraknya aksi tawuran di kalangan pelajar kini menurun. Namun tetap saja, anak muda yang berjiwa muda, pastilah memiliki kepenatan usai UN berlangsung. Sehingga perlu ritual khusus untuk mengusir jenuh.

Terkait hal tersebut, baru-baru ini dikabarkan, pada tahun ini anak – anak SMU di DKI dan sekitarnya akan mengadakan pesta kolam di hotel mewah dengan tajuk ‘Splash After Class’. Tak urung, acara pesta sebelum pengumuman kelulusan UN ini pun mengundang keprihatinan sejumlah kalangan.

Related Posts
1 daripada 5,314

“Saya sangat prihatin, mereka ini kan masih muda, mereka yang akan menggantikan generasi kedepannya. Kalau perilaku mereka seperti ini, maka akan terbawa dan membentuk tabiat hidup mereka selanjutnya,” ujar Musni, Kamis (23/4/2015).

Menurut Musni, pesta bikini  di sebuah hotel mewah untuk anak SMU, merupakan ciri kehidupan yang tidak baik, dan bisa menjadi sesuatu yang buruk bagi anak muda. Ini tidak sesuai dengan nilai ketimuran. Pesta ini juga bisa memberikan budaya moral yang buruk bagi adik – adik kelas.

Musni berujar, perjuangan dalam belajar  itu masih panjang, masih ada jenjang – jenjang yang harus ditempuh, jadi baginya tidak perlu mengadakan pesta pora seusai ujian. Alangkah lebih baik, jika para remaja itu bisa merayakan kelulusan dengan hal yang bermanfaat, seperti misalnya melakukan kegiatan sosial, acara musik, seni, baksos, dan lain-lain.

Sementara itu, diwaktu yang sama, salah seorang mahasiswi, jurusan psikolog bernama Rita (21) ketika dimintai tanggapannya mengenai event Splash After Class mengungkapkan, untuk memberi tahu mana hal baik dan buruk kepada anak usia remaja (SMU) itu sangat susah, namun bisa juga jadi gampang.

Ia menambahkan, ini dikarenakan pada umur – umur segitu, rasa ingin tahu mereka sangat tinggi, belum lagi sekelumit proses penemuan jati diri. Semakin dilarang, apalagi dengan cara memaksa, membentak, maka akan semakin dibuat oleh mereka, yang lebih parah justru nantinya menjurus kearah memberontak.

Jadi, peran orang tua disini sangat penting, untuk mendidik anak dengan baik dirumah, berikan perhatian lebih dan awasi terus tumbuh kembang anak. “Kalau dirumah sudah baik, diluar anak pun tidak akan macam – macam,” imbuhnya.

 

Tinggalkan komen