Take a fresh look at your lifestyle.

BI Optimis Inflasi 2015 Sesuai Target

0 1,069
INFLASI
foto : istimewa

Jakartakita.com – Bank Indonesia (BI) tetap optimis pencapaian inflasi masih sejalan dengan sasaran inflasi 4,0 plus minus 1 persen pada 2015. Oleh sebab itu, BI terus mencermati berbagai faktor risiko yang mempengaruhi inflasi.

Direktur Eksekutif BI Tirta Segara mengungkapkan, saat ini ada beberapa faktor resiko yang menjadi perhatian, khususnya terkait dengan perkembangan harga minyak dunia, penyesuaian administered prices dan dampak pelemahan nilai tukar rupiah.

“Dalam rangka menjaga inflasi tetap berada pada sasaran yang ditetapkan, BI terus memperkuat koordinasi kebijakan dengan Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah,” katanya, dalam siaran pers, di Jakarta, Selasa (5/5/2015).

Lebih lanjut dijelaskan, Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) April 2015 secara bulanan tercatat sebesar 0,36 persen (mtm), atau secara tahunan sebesar 6,79 persen (yoy).

“Angka inflasi April tersebut sesuai dengan perkiraan BI,” ujar Tirta.

Related Posts
1 daripada 6,414

Inflasi April, lanjutnya, terutama bersumber dari kenaikan kelompok barang dan jasa yang harganya diatur pemerintah (administered prices). Sementara tekanan inflasi yang bersumber dari kelompok inti dan bahan makanan bergejolak (volatile food) relatif masih terjaga.

Ditambahkan, inflasi administered prices secara bulanan tercatat sebesar 1,88 persen (mtm), meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,83 persen (mtm). Peningkatan inflasiadministered prices bulanan ini, terutama didorong oleh kenaikan harga bensin premium dan bensin solar di akhir bulan Maret 2015, tarif angkutan dalam kota, serta bahan bakar rumah tangga.

Adapun secara tahunan, inflasi administered prices tercatat sebesar 13,26 persen (yoy).

Sementara itu, kelompok volatile food secara bulanan masih mencatat deflasi sebesar 0,91 persen (mtm), lebih besar dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,83 persen (mtm). Deflasi bulanan tersebut terjadi sejalan dengan masuknya masa panen.

Penyumbang terbesar deflasi adalah beras dan aneka cabai, sebagaimana tercatat di sejumlah daerah seperti di Jawa, Bali, Sumatera dan Sulawesi. Sementara secara tahunan, inflasi volatile food tercatat sebesar 6,25 persen (yoy).

Perkembangan inflasi inti masih terjaga, yakni secara bulanan mencapai 0,24 persen (mtm) atau secara tahunan 5,04 persen (yoy). Perkembangan inflasi inti tersebut bahkan sedikit mengalami perlambatan sejak awal tahun, seiring dengan permintaan domestik yang masih moderat dan ekspektasi inflasi yang terkendali.

 

Tinggalkan komen