APTB Dilarang Masuk Jakarta, Penumpang dan Sopir pun ‘Teriak’
Jakartakita.com – Sejumlah sopir Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) di Kota Bekasi, Jawa Barat keberatan dengan adanya larangan angkutan itu masuk ke Jakarta. Sebab, dikhawatirkan pendapatan mereka akan turun.
Selama ini ada tiga trayek APTB yang melayani rute Bekasi-Jakarta, yaitu Terminal Bekasi-Tanah Abang, Terminal Bekasi-Dukuh Atas, dan Terminal Bekasi-Bundaran Hotel Indonesia. Ketiga trayek yang masih berfungsi itu dilayani oleh 30 armada bus dari dua operator, yaitu Mayasari Bhakti dan Perusahaan Umum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD). Setiap operator mengoperasikan 15 unit bus. Adapun jumlah shelter ada enam titik.
Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Jawa Barat berharap APTB masih bisa beroperasi hingga ke Jakarta melalui jalur TransJakarta. Hal ini menyusul kebijakan DKI Jakarta yang memutuskan APTB beroperasi sampai ke perbatasan.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Supandi Budiman mengatakan, sejauh ini keberadaan APTB dianggap membantu beban kepadatan lalu lintas di jalan raya. Setiap hari penumpang APTB dari Bekasi mencapai 4.000 orang.
Tak hanya, sopir APTB yang ‘teriak’ dengan keputusan pelarangan APTB melintas di jalur busway. Seperti dilansir dari Tempo, pegiat akun Twitter @NaikUmum, Andreas Lucky Lukwira, mengatakan kebijakan Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) yang dilarang tidak boleh masuk ke Jakarta menyulitkan penumpang. Alasannya, APTB merupakan salah satu opsi moda transportasi jika jarak kedatangan bus atau headway Transjakarta jauh.
Bahkan, Andreas juga menuturkan kalau pelayanan APTB jauh lebih baik dibandingkan dengan bus Transjakarta. Dari segi headway, ia berujar, APTB juga lebih unggul ketimbang Transjakarta. Hal ini bisa dibuktikan terutama pada rute yang melintas di koridor IX Pinang Ranti-Pluit. Kedatangan Bus APTB lebih sering dibandingkan bus Transjakarta.
Memang sih, penerapan rupiah per kilometer pada armada bus Transjakarta membuat sopir tidak ‘ngotot’ kejar setoran. Namun akhirnya malah banyak sopir yang memilih santai istirahat, padahal shelter busway sedang padat-padatnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Hera, salah satu pembawa berita sebuah televisi swasta di Jakarta. Hera yang sehari-hari bolak-balik menggunakan APTB jurusan Kota-Ciputat ikut gerah dengan keputusan pelarangan APTB masuk Jakarta. Tentu saja itu akan merepotkan warga pinggiran Jakarta. Kalau sebelumnya, Hera hanya cukup sekali naik bus APTB yang sangat nyaman itu dari rumahnya di bilangan Ciputat menuju kantor. Maka dengan keputusan baru tersebut, Hera menimbang-nimbang untuk mulai membawa kendaraan sendiri, ketimbang repot turun naik bus yang belum tentu nyaman seperti APTB.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama mengatakan akan melarang APTB masuk ke Jakarta mulai pekan depan. Sebab, antara operator APTB dan Transjakarta tidak menemukan titik temu terutama menyangkut pembayaran per kilometer. Operator APTB meminta pembayaran Rp 18 ribu per kilometer, sedangkan PT Transportasi Jakarta menawarkan Rp 14-15 ribu.