DBS Group Research : Peluang BI Rate Turun, Kecil !
Jakartakita.com – Tim DBS Group Research memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih akan mempertahankan kebijakan pengetatan dengan tetap mempertahankan suku bunga acuan seperti di level saat ini.
“Peluang dalam menurunkan BI rate minggu ini sangat kecil, meskipun pertumbuhan PDB sedang menurun di kuartal pertama 2015 dan Wakil Presiden Jusuf Kalla pernah mengutarakan harapan pemerintah atas penurunan tingkat bunga,” ujar Ekonom DBS, Gundy Cahyadi dalam siaran persnya yang dirilis, Senin (18/5/2015).
Lebih lanjut dijelaskan, tekanan inflasi jangka pendek telah kembali muncul. Pertamina meluncurkan kebijakan rencana perubahan harga bahan bakar minggu lalu. Meski demikian, Rupiah yang melemah dan harga minyak yang masih bergejolak mengartikan bahwa tidak ada kepastian mengenai revisi kenaikan harga bahan bakar di beberapa bulan ke depan.
Menurut Gundy, hal ini bukan berarti BI tidak melakukan apa-apa selama penurunan ekonomi di dua kuartal terakhir. Bank sentral dianggap telah melakukan toleransi pelemahan Rupiah sehingga pertumbuhan ekspor, setidaknya pada sektor manufaktur, berpotensi meningkat akibat pelemahan rupiah.
“Meski terdapat sejumlah perdebatan, namun hal ini dapat diartikan sebagai kebijakan pelemahan, walau dampak keseluruhan terhadap pertumbuhan PDB masih terbatas,” jelasnya.
Sementara itu, harga komoditas yang lemah masih akan menjadi ganjalan besar terhadap pertumbuhan ekspor, yang saat ini masih lemah di -8.5% (YoY) pada April. Oleh karena itu, menurunkan BI rate saat kondisi seperti sekarang dinilai tidak akan memberikan dampak besar untuk mendorong permintaan domestik, selama pendapatan ekspor masih lemah dan pertumbuhan investasi kurang bersemangat.
“Setidaknya hingga saat ini, kami melihat bahwa hanya akselerasi di belanja fiskal yang sepertinya dapat meningkatkan sentimen investor,” tandas Gundy.