Take a fresh look at your lifestyle.

Sam Maulana, Tentang Kegalauan Calon Sarjana yang Berujung Manis

0 2,028

Catatan Akhir Kuliah The MovieJakartakita.com – Saat-saat membuat skripsi adalah momok yang paling menakutkan bagi para calon sarjana. Dosen yang galak, ide yang tak kunjung datang, belum lagi dihadapkan dengan seabrek permasalahan khas anak muda. Makanya tak heran, kalau banyak mahasiswa yang akhirnya menguburkan niat dalam-dalam menjadi seorang sarjana karena ‘tumbang’ saat pengerjaan skripsi. Begitulah yang dirasakan oleh Sam Maulana,  penulis buku Catatan Akhir Kuliah yang sebentar lagi filmnya juga akan beredar di layar lebar.

Mungkin, Sam tak pernah menyangka kalau kegalauan yang menerpanya saat berjuang menyelesaikan skripsi di tengah rentetan masalah hidup khas anak muda bakal berujung manis seperti sekarang. Bagaimana tidak? Buku yang berisi curahan hati sarjana Ilmu Gizi, jebolan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) saat menjadi mahasiswa ‘apes’, ternyata laris manis di pasaran dan dalam waktu dekat bakal eksis juga di bioskop-bioskop seluruh Indonesia.

Ingin tahu lebih lengkap tentang sosok gokil di balik karya “Catatan Akhir Kuliah” yang fenomenal itu. Yuk mari kita simak wawancara reporter jakartakita.com dengan Sam Maulana:

Apa yang menginspirasi Anda menulis Catatan Akhir Kuliah
Pria berkacamata minus itu pun langsung sesumbar mengatakan kalau novel Catatan Akhir Kuliah adalah diambil dari kisah nyatanya  tanpa rekayasa, kecuali tentang level ketampanannya yang terlihat berlebihan di novelnya tersebut.
Inspirasi saya biar bisa cepat menikahi seseorang, saya menganggap menulis sebagai peluang yang bagus, tepatnya itu pas semester 1 kuliah saat ketemu Wibi -salah satu karakter di CAK. “Jadi penulis asik nih, kalo best seller, duitnya buat ngelamar Wibi.”, beberapa bulan kemudian, Wibi udah dilamar orang.
Related Posts
1 daripada 478
Apakah pilihan studi di IPB merupakan cita-cita Anda?
Sam yang jebolan Ilmu Gizi IPB angkatan 44 (2007) ini ternyata masuk IPB lewat jalur USMI atau PMDK. Sam tergolong pelajar berprestasi di  SMA 74, makanya dia berkesempatan untuk masuk IPB tanpa harus capek-capek ikut tes ujian masuk. 
Honestly, nggak. Sekedar ikut-ikutan temen sebenernya, dan juga kemakan gengsi -maklum Ilmu Gizi adalah jurusan terfavorit di IPB, jadi kalo bisa diterima, saya pasti akan terlihat makin ganteng. Saya punya passion di dunia seni grafis sebenernya, tapi motivasi masuk jurusan Ilmu Gizi salah satunya karena orang tua berwirausaha di bidang kulinari, jadi siapa tau saya bisa memudahkan kehidupan orang tua nantinya, walau kenyataannya … nggak. 
Apa yang paling berkesan saat studi di IPB?
Laporan dan kaum-kaumnya. Saking banyaknya laporan, saya nggak sempet bunuh diri, karena besoknya laporan harus dikumpulin. Saya juga hampir takjub, karena mahasiswa di sini hampir 90% ceweknya berkerudung, sisanya cowoknya bekerudung. Bisa dikatakan, semua cewek-cewek (mahasiswi) di sini cakep-cakep … kecuali di kelas saya.
Bagaimana tanggapan dosen dan teman-teman saat mereka tahu kisah Anda selama menyusun skripsi di IPB dibukukan dan kemudian difilmkan? 
Saya nggak pernah bertanya langsung kepada mereka. Tapi sepertinya mereka semua terkesan biasa aja, karena mereka sudah tau bahwa mahasiswa yang satu ini (saya) pasti akan berhasil. “Siapa dulu dosennya?”, kira-kira mereka akan berkata begitu. Beberapa temen saya merasa takut, terutama yang dulu suka mem-bully saya, mereka takut karakter mereka bakal diperankan secara antagonis. Tapi so far, mereka semua mendukung saya. 
Sam Maulana
Mengapa ada Mario Teguh dan Bima Arya di film Anda?
Om Mario Teguh memerankan dirinya sendiri dalam CAK The Movie, kebetulan beliau memang muncul di storyline novel saya. Untuk Bapak Bima Arya, sebuah kehormatan bagi kami bisa mengikutsertakan beliau dalam CAK The Movie untuk peran sebagai salah satu dosen, beliau hadir sebagai ‘guest star’ pada film ini.
Sam memang mengagumi sosok sang motivator, Mario Teguh. Bahkan selepas lulus kuliah, Sam sempat magang di salah satu televisi swasta di Indonesia untuk mengurusi acara “Maro Teguh The Golden Ways”.
Apa kesibukan Anda sekarang?
Selain menulis, saat ini saya sedang belajar menekuni bisnis, tepatnya di industri clothing, kreatif dan seni grafis. Bersama team, saya juga sedang menggarap sebuah koperasi berbasis agribisnis, biar ijazahnya tetep kepake gitu.
Sam pun terkekeh geli.
Siapakah tokoh idola yang menginspirasi perjalanan hidup Anda?
Saya gak bisa sebut nama karena banyak. Yang jelas orang-orang yg menginspirasi saya adalah orang-orang yang dulunya diremehkan, tapi tetap berjuang, dan akhirnya menjadi pemenang.
Apa yang paling berharga dalam hidup Anda?
Dikasih hidup dan saldo rekening.
Apakah menulis adalah passion Anda?
Bukan. Bahkan saya nggak bisa menulis, saya cuma bermodal mata kuliah Bahasa Indonesia yang nilai mutunya A sedangkan mata kuliah lainnya cuma bisa mengantongin nilai C. Saya menulis novel karena menulis skripsi udah terlalu mainstream.
Saat ditanya bagaimana tips meminimalisasi gangguan saat menyelesaikan skripsi. Pria yang sehari-hari memang dikenal kocak ini pun spontan menjawab, “bisa, caranya ya segera lulus”. Lagi-lagi Sam tertawa.
Di akhir wawancara dengan Jakartakita.com, pria yang punya motto hidup “Thank you for underestimating me” ini menuturkan harapannya di masa depan.  ” Semoga masa depan nggak memberi harapan palsu”, demikian pungkas Sam.
Ah ternyata pengalaman  terseok-seok menyelesaikan skripsi yang sudah puluhan kali di revisi dosen pembimbing saat sedang patah hati ditambah lagi dengan kekecewaan mendalam karena satu per satu sahabatnya akhirnya lulus ujian skripsi bisa menjadi kenangan manis yang terlupakan. Apalagi kalau kisah itu bisa menghasilkan maha karya yang menghasilkan kepuasan batin dan uang berlimpah.
Sssttt, selain sedang menunggu film “Catatan Akhir Kuliah” -nya resmi dirilis di bioskop. Ternyata Sam juga sudah merampungkan novel keduanya CAK 2.0. yang bakal segera dirilis di toko-toko buku seluruh Indonesia.
Tinggalkan komen