Take a fresh look at your lifestyle.

Kementerian Agama Hari Ini Akan Umumkan Awal Ramadhan Usai Magrib

0 1,065
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Kementerian Agama dikabarkan, pada hari ini, Selasa (16/6/2015),  akan menentukan jatuhnya awal Ramadan tahun ini 1436H/2015M setelah magrib. Sebelum penentuan tersebut pula akan dilakukan sidang isbat yang digelar usai shalat Ashar di Gedung Kementerian Agama.

“Hari ini, akan kita umumkan seusai shalat magrib,” ujar Muchtar Ali, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama.

Para alim ulama dikabarkan juga akan turut hadir dalam menentukan jatuhnya awal ibadah puasa nanti, termasuk juga para ahli astronomi untuk melihat hisab. Kementerian Agama dalam hal ini juga telah menyebar jajarannya di setiap provinsi untuk mengamati hilal, sebagai penentu jatuhnya awal bulan Ramadan.

Related Posts
1 daripada 5,388

Sementara itu, dikabarkan pula bahwa, PP Muhammadiyah sudah menetapkan awal puasa Ramadhan 1436 H/2015 jatuh pada hari Kamis (18/6/2015)  dan Idulfitri 1 Syawal 1436 H jatuh pada hari Jumat (17/7/2015), pemerintah menghormati keputusan PP Muhammadiyah tersebut, dan masih akan tetap mediskusikannya dengan organisasi keagamaan lainnya.

Sebelumnya, Ditjen Bimas Islam telah melakukan pertemuan dengan para pakar dan ahli hisab-rukyat yang merupakan gabungan dari beberapa ormas Islam, Mahkamah Agung, IAIN/UIN, LAPAN, Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Planetarium, Bosccha ITB, dan ahli falak perorangan. Rapat Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama ini pun sudah digelar pada Selasa (9/6/2015) pekan lalu di Jakarta.

Pada kesempatan itu, Thomas Djamaluddin dari LAPAN menyampaikan pandangannya terkait persoalan penetapan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijjah. Menurutnya, penetapan itu bukan sekadar masalah penetapan waktu ibadah. Lebih dari itu, yaitu: mewujudkan kalender Islam yang mapan.

Menurut Djamaluddin, kalender Islam yang mapan itu adalah kalender penentuan waktu ibadah dan kegiatan muamalat (sosial, ekonomi, budaya) yang bisa dibuat untuk puluhan tahun kedepan. Untuk membuat kalender ini memang diperlukan ilmu hisab (komputasi) astronomi yang tinggi. Namun hasil hisab (perhitungan) saja belum bisa menetapkan awal bulan kalau belum menggunakan kriteria.

“Tiga syarat membangun sistem kalender yang mapan adalah (1) adanya otoritas tunggal, (2) adanya batas wilayah yang disepakati, dan (3) ada kriteria tunggal yang disepakati,” tutup Djamaluddin.

Tinggalkan komen