Take a fresh look at your lifestyle.

Kisah AKBP Untung Sangaji “Pasang Badan” Tembak Teroris

0 975

Tiket Pesawat Murah Airy

foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Masyarakat dikejutkan oleh teror bom dan aksi tembak-tembakan bak film laga yang terjadi pada Kamis (14/1/2016) lalu di kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat. Bagi Anda yang menonton tayangan berita saat aksi tembak-tembakan berlangsung pasti familiar dengan penampakan seorang pria berbadan tegap dengan kemeja putih yang dengan gagah beraninya, menembaki terduga teroris. Yah dialah, AKB Untung Sangaji.

Related Posts
1 daripada 4,973

AKBP Untung Sangaji yang merupakan anggota Pusdik Polisi Udara dan Air (Polair), saat itu sedang bertugas menjaga di luar ring Istana Negara. Saat kejadian sedang berbincang sambil mencicipi segelas kopi bersama rekannya IPDA Tamat Suryani di Kafe Walnut di Gedung Sarinah. Mendengar suara ledakan, dirinya langsung bereaksi.

“Saat itu saya sedang ngopi, itu kan jalur pengamanan Presiden, itu jalur pengamanan saya. Ketika terjadi itu (suara ledakan) ya kita anggap kita siap,” tutur Untung usai menghadiri Diskusi ‘Di Balik Teror Jakarta’ di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (16/1/2016).

Perwira menengah itu pun sigap mendengar suara ledakan yang berasal dari Pos Polisi di Jalan MH Thamrin kala itu dan dirinya langsung memeriksa lokasi kejadian.

Saat itu dia melihat sekitar jalanan sudah banyak skrup, baut serta paku yang berserakan. Untung lantas berpikir itu merupakan aksi teroris.

Benar saja dugaan pria yang mengenakan kemeja putih itu, saat kejadian ledakan bom yang menewaskan 7 orang dan melukai 24 orang lainnya disertai suara tembakan terdengar beberapa kali yang mengarah ke kerumunan massa.

Tanpa pikir panjang, Untung pun segera merangsek maju mengepung teroris yang berada di halaman kedai kopi Starbuck bersama partnernya Tamat. Tamat menembak kaki sang teroris. Melihat sang teroris masih bergerak dengan tas ransel dengan kabel-kabel yang diduga berisi bom, Untung pun segera menembak dada. Dan sang teroris pun rubuh seketika.

Untung mengaku harus menembak mati sang teroris untuk melindungi orang banyak. Karena ia yakin, isi ransel itu adalah bom rakitan yang siap diledakan kapan saja.

Tinggalkan komen