“Di Hadapan Rahasia” Hadir Dalam Kemasan Musik Sastra
Jakartakita.com – “Di Hadapan Rahasia”, itulah judul buku puisi karya Adimas Immanuel yang secara resmi telah diluncurkan di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Rabu (17/2/2016). Buku ini merupakan kumpulan puisi kedua Adimas setelah “Pelesir Mimpi” (Katabergerak, 2013). Buku tersebut memuat 70 karya puisi yang telah ditulis dalam rentang 2013-2015, yang beberapa sudah terbit di sejumlah surat kabar. Adimas Immanuel sendiri adalah lulusan Fakultas Ekonomi UNDIP yang terjun secara maksimal ke dunia sastra dengan telah mengikuti ASEAN Literary Festival 2015 dan Ubud Writers & Readers Festival 2015.
Berbeda dari peluncuran buku biasanya, Adimas memilih untuk mengalihwahanakan kumpulan puisinya menjadi musik sastra. Dikemas dengan penampilan resital piano oleh maestro piano Indonesia, Ananda Sukarlan, dan penyanyi soprano muda, Mariska Setiawan. Dalam konsep peluncuran buku kumpulan puisi ini, Adimas menjelaskan “saya merasa punya satu visi dengan mas Ananda, sama-sama menggabungkan seni kolaborasi, jadi itu yang menjadi spirit jadi biar pembacanya lebih luas dan segmennya lebih banyak”.
Pertunjukan musik sastra ini ditampilkan selama kurang lebih satu jam, dimulai dengan pembacaan puisi karya Adimas Immanuel. Setelah pembacaan puisi, penampilan yang tampak serasi dan syahdu dari Ananda dan Mariska membawakan musikalisasi puisi Walt Whitman – “Darkness And My Lover”, Aan Mansyur – “Retweeting”, Sapardi Djoko Darmono – “Yang Fana Adalah Waktu” dan “Ketika Kau Entah Dimana”.
Di acara puncak, sang pianis dan vokalis membawakan komposisi musik terhadap lima puisi Adimas yang terpilih, yaitu “Di Hadapan Rahasia”, “Menanam Rahasia”, “Sakal”, “Prabahita”, dan “Iras”. Mereka mampu menghipnotis audiens dengan penampilan oleh jari pianis Ananda Sukarlan yang lincah dipadu dengan vokal yang memukau oleh Mariska, menjadi perpaduan yang mengesankan akan hasil interpretasi karya sastra ke dalam musik.
Kepada Jakartakita.com, Adimas menyebutkan sumber inspirasinya dalam membuat puisi-puisi yang terdapat dalam buku “Di Balik Rahasia”. “Lukisan, musik, dan game, karena perjalanan hidup saya tidak bisa dilepaskan dari tiga hal itu. Saya menyukai hal tersebut dan saya rasa tidak ada salahnya saya mencoba mengartikan apa yang menjadi kesenangan saya,” ungkap penulis puisi muda yang masih melanjutkan studi di Magister Kebijakan Publik UI itu.
Yang menarik dari kumpulan puisi “Di Hadapan Rahasia” ini adalah menjadikan tempat refleksi diri sang penulis dan lebih mengajak kepada pembaca untuk merasa ada di satu suasana secara intens dari tiap-tiap puisi yang ditulisnya. Sang penulis mempunyai harapan yang sederhana, yaitu agar pembacanya kian banyak, menjadi ruang perenungan, dan agar lebih banyak masyarakat yang tertarik lagi dengan sastra seperti puisi, cerpen, novel.
Buku “Di Hadapan Rahasia” telah beredar di toko buku seluruh Indonesia pada akhir Januari 2016. (Agivonia Adyandini)