Take a fresh look at your lifestyle.

Skandal “Panama Papers” Guncang Dunia

0 1,141

Tiket Pesawat Murah Airy

foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Berbagai pemerintah di seluruh dunia serentak menginvestigasi kemungkinan pelanggaran keuangan berupa penggelapan pajak dan pencucian uang oleh orang-orang kaya dan berkuasa di seluruh dunia, setelah muncul bocoran dokumen selama empat dekade dari sebuah firma hukum Panama yang mengkhususkan diri menangani perusahaan-perusahaan asing.

Seperti dilansir Reuters, Senin (4/4/2016), skandal yang dinamai “Panama Papers” itu membeberkan persekongkolan keuangan antara para politisi dan tokoh-tokoh global termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Inggris David Cameron, Perdana Menteri Islandia Sigmundur David Gunnlaugson, dan Presiden Ukraina Petro Poroshenko.

“Panama Papers” yang berupa 11,5 juta dokumen internal yang terenkripsi dengan ukuran file mencapai 2,6 terabyte (TB) tersebut juga memuat nama 20 nama pesepakbola ternama dunia, termasuk bintang FC Barcelona, Lionel Messi. Messi dan ayahnya, Jorge, dituduh menyerahkan hak penggunaan image sang pemain ke dua perusahaan di Belize dan Uruguay dengan tujuan menghindari pajak di Spanyol.

Related Posts
1 daripada 8,456

Mengingat menaruh uang di perusahaan-perusahaan asing sebagai tindakan ilegal, para wartawan yang menerima bocoran dokumen itu mengatakan bahwa mereka memiliki bukti penggelapan pajak, pencucian uang, pengabaian sanksi, transaksi narkoba, atau kejahatan-kejahatan lainnya.

Firma hukum bernama Mossack Fonseca yang kabarnya menangani lebih dari 240 ribu perusahaan asing untuk para klien di seluruh dunia itu, membantah melanggar hukum dan menyebut dirinya korban kampanye anti privasi.

Sementara itu, Kremlin menyebut dokumen-dokumen bocor itu tidak memuat hal baru dan nyata, sedangkan juru bicara Perdana Menteri David Cameron menyebut laporan kaitan mendiang ayah sang perdana menteri dengan sebuah perusahaan di luar negeri, sebagai masalah pribadi.

Meski demikian, Perancis, Jerman, Australia, Austria, Swedia dan Belanda bergegas menindaklanjuti penemuan itu guna menyelidiki berbagai tuduhan yang didasarkan pada lebih dari 11,5 juta dokumen itu.

Atas kejadian ini, pihak perbankan internasional juga menjadi sorotan karena dianggap membantu klien-kliennya menyembunyikan kekayaan para tokoh di luar negeri.

 

Tinggalkan komen