Jakartakita.com – Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) menyelenggarakan seminar “Terorisme dan Toleransi Bagi Anak Muda” di @america, Pacific Place, Jakarta, Kamis (14/4/2016).
Kegiatan ini dihadiri beberapa pembicara diantaranya Kombes Pol Rikwanto dari Polri, Pengamat Terorisme dari Universitas Indonesia Muhammad Luthfi Zuhdi, Wakil Kepala BIN tahun 2001-2010 Dr KH As’ad Said Ali, serta peneliti dan pengamat intelijen Wawan Purwanto.
Kombes POLRI Rikwanto menyampaikan bahwa Indonesia mulai mengarah ke intoleransi. Intoleransi ini merupakan cikal bakal dari radikalisme yang nantinya akan melahirkan terorisme.
Selain itu, Dr. KH. As’ad Said Ali menyampaikan bahwa radikalisme adalah masalah politik, bukan agama. Sebab tidak ada ajaran agama yang mengajarkan untuk menjadi teroris.
Wawan Purwanto juga menyampaikan sasaran perekrutan terorisme adalah anak muda, antara 17–30 tahun. “Karena spiritnya masih tinggi, bebannya tidak sebanyak yang berkeluarga dan memiliki tanggungan. Mereka mempunyai keberanian lebih daripada yang usia lanjut dan mereka masih mudah dipengaruhi dari sisi pemikiran maupun juga pemahaman-pemahaman agama yang sering tidak mendalam. Jadi, ada tiga kekosongan, isi kepala, isi hati, dan isi perut,” ujarnya.
Para narasumber menghimbau agar anak muda memunculkan dan memperkuat lagi rasa toleransi, sesuai dengan semboyan Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. (Irma Fauzia)