Jakartakita.com – Ingin mengkonsumsi makanan yang tak biasa atau ingin melakukan suatu hal yang kurang lazim adalah beberapa kejadian wajar yang dialami bumil ketika ngidam. Misalnya, ingin makan duren di tengah malam, ingin makan mangga yang dicolong dari halaman tetangga, atau selalu ingin konsumsi makanan asam. Semua dianggap wajar jika bumil sedang ngidam.
Jangan heran, itu normal, wajar, dan beralasan. Ngidam atau dalam bahasa medis disebut pica, terbagi atas dua macam. Ngidam secara fisik maupun psikologis. Ngidam secara fisik mencerminkan tubuh membutuhkan asupan nutrisi tertentu. Karena itu, ibu hamil berkewajiban memenuhi secara sempurna zat gizi yang dibutuhkan tubuh.
Secara naluriah tubuh akan mencari zat-zat yang dibutuhkan. Jangan heran kalau ada bumil yang suka makan tanah, hal itu terjadi secara naluriah dari tubuhnya. Karena dalam tanah mengandung banyak mineral, zat besi dan magnesium. Zat-zat yang banyak dibutuhkan seorang ibu hamil. Hal ini banyak terjadi di Afrika yang daerahnya gersang, kurang pasokan air.
Bahkan menurut mitos, perempuan yang mengandung anak perempuan lebih sering ngidam makanan yang manis-manis termasuk cokelat, sementara jika mengandung anak laki-laki maka lebih sering ngidam makanan asin atau asam. Walaupun belum dibuktikan secara ilmiah, rasa asam yang banyak dicari bumil saat mengandung bayi laki-laki bisa jadi karena fetus laki-laki mengisi nutrisi dari makanan rasa asam.
Berbeda cerita dengan ngidam secara psikologis. Ngidam piskologis itu maunya aneh, senangnya merepotkan. Sedang tidak musim manggis, maunya makan manggis, malam-malam lagi. Ibu hamil akan merasa seneng dan puas jika melihat suaminya bersusah payah memenuhinya. Ini biasanya karena ingin lebih banyak diperhatikan.
Dan kalau ada suami yang ikut-ikutan ngidam. Itu lebih karena si suami terlalu sensitif menyikapi sebuah mitos perihal kehamilan. Kalau tidak ingin disebut terlalu ‘lebay’.
Sumber: Haru Biru Si Ibu Baru oleh Risma Budiyani