Titik Balik Pertumbuhan Sektor Properti Pada Semester II/2016
Jakartakita.com – Pertumbuhan properti pada triwulan pertama tahun 2016 diperkirakan tumbuh 10 persen dibandingkan dengan kuartal yang sama pada tahun sebelumnya.
Hal ini disebabkan kebijakan pemerintah yang mengenjot pembangunan infrastruktur. Selain itu, pola pertumbuhan penjualan properti sudah terlihat di kuartal empat 2015 kemarin dan memberikan sinyal positif bagi pasar perumahan tahun ini, setelah tren penurunan yang terjadi sebelumnya.
Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda, sektor properti di tanah air yang sempat lesu dalam beberapa tahun terakhir akan mulai memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi dan titik balik menuju kebangkitan pada semester II tahun 2016.
“Diperkirakan akan ada titik balik pada sektor properti pada semester II/2016. Siklus property sudah berada titik yang paling bawah sehingga kemungkinan naiknya pasti akan besar,” ucap Ali Tranghanda dalam diskusi bertajuk “Potensi Dana Repatriasi Tax Amnesty di Ranah Properti” di Synthesis Square, Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Ali juga menambahkan, kondisi demografi sangat mendukung karena banyaknya penduduk yang berada dalam usia produktif sekitar 40 persen termasuk kelas menengah yang memiliki penghasilan besar sekitar Rp 5-20 juta per bulan, yang berpotensi untuk membeli rumah atau apartemen.
Namun demikian, diperkirakan mulai awal tahun 2017, pasar properti menengah atas justru akan kebanjiran pasar.
“Bukan tanpa alasan, sampai 20 September 2016, deklarasi aset telah menembus angka psikologis Rp 1.011 triliun dengan dana repatriasi sekitar Rp 55 – 58 triliun dan akan terus semakin bertambah,” papar Ali.
President Direktur Synthesis Development, Budi Yanto Lusli menambahkan, Indonesia adalah negara dengan prospek market properti yang besar. Dengan adanya program pengampunan pajak maka banyak transaksi properti dari dana-dana yang selama ini tidak digunakan atau menganggur.
Dana properti tersebut masuk melalui bank ataupun pembelian langsung properti. Dana pembelian langsung memberikan penambahan kapitalisasi pasar properti dengan nilai yang besar. Dana masuk, setidaknya akan mengendap sekitar 3 tahun dan properti akan menjadi pilihan utama sebagai investasi jangka panjang yang selalu bertumbuh.
“Properti adalah mesin perekonomian yang wajib menjadi perhatian pemerintah. Synthesis Development berpendapat kehadiran tax amnesty harus diikuti dengan insentif bagi para investor untuk berinvestasi di sektor ini,” jelas Budi.
Sementara itu, sebagai wujud dukungan Synthesis Development terhadap kebijakan Amnesty Pajak, Synthesis Development membuat Program “Anda Ungkap, Kami Tebus, Anda Lega”. Program ini menawarkan kepada customer, untuk bisa mendapatkan unit properti dari Synthesis Development, seperti Samara Suites.
“Dengan ketentuan apabila Anda mengikuti program Amnesty Pajak (repatriasi dan deklarasi dalam negeri) dan dananya diinvestasikan ke Samara Suites, maka kami akan mengganti tebusan pajaknya,” jelasnya. (Edi Triyono)