Tingkatkan Efisiensi, PT Kaltim Prima Coal Gandeng Siemens untuk Terapkan Teknologi IDS
Jakartakita.com – PT Kaltim Prima Coal (KPC), salah satu operator pertambangan terbuka terbesar di dunia, menggandeng Siemens untuk memasang teknologi Integrated Drive System (IDS) yang dikombinasikan dengan teknologi automasi Siemans, guna menggantikan teknologi lama pada beberapa ban berjalan yang ada. Teknologi ini juga dipasang pada dua ban berjalan overland.
Stefanus Arif selaku Kepala Divisi Digital Factory dan Divisi Process Industries & Drives PT Siemens Indonesia menjelaskan, dengan meningkatnya tekanan bagi industri untuk mencapai level produktifitas yang tinggi dengan biaya serendah mungkin, efisiensi menjadi hal yang penting dalam industri pertambangan saat ini.
“Kami bangga melihat PT KPC menuai manfaat dari teknologi IDS terbaru kami, hingga meraih kecepatan ban berjalan overland tercepat di dunia, dan pada saat bersamaan mampu mengurangi kebutuhan energi,” jelas dia, di Jakarta, Selasa (22/11) kemarin.
Sementara itu, Poltak Sinaga selaku General Manager PT Kaltim Prima Coal mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas serta memastikan operasionalnya, KPC beralih pada sistem automasi untuk memenuhi kebutuhan mereka.
”Kami senantiasa melihat kedepan dan mancari cara untuk terus berinovasi, meningkatkan operasional dan menjadikan proses produksi kami lebih ramah lingkungan. Teknologi IDS dari Siemens adalah pilihan paling tepat, karena kemampuannya dan kesesuaian solusi yang ditawarkan dengan kebutuhan kami. Keandalan teknologi IDS yakni mampu secara mulus menjalankan konveyor pada kecepatan tinggi dengan penghematan energi yang meningkat tajam dan tanpa kendala apapun,” terangnya.
PT Kaltim Prima Coal mengelola area pertambangan seluas lebih dari 90.000 hektar di Sanggata, Kalimantan Timur dan saat ini memiliki permintaan untuk menghasilkan lebih dari 50 juta ton batu bara per tahun, setara dengan seperenam dari perkiraan ekspor batubara Indonesia 2016.
Namun, dengan menurunnya permintaan batubara dari Tiongkok, ditambah lagi dengan potensi ekspor batubara dari India, perusahaan tambang batubara di Indonesia harus memproduksi batubara dengan lebih cepat dan harga yang lebih rendah agar tetap kompetitif. (Edi Triyono)