Take a fresh look at your lifestyle.

Microsoft Indonesia dan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Latih Ribuan Guru untuk Tingkatkan Skillsets di Era Digital

0 3,293
foto : dok Microsoft Indonesia
foto : dok Microsoft Indonesia

Jakartakita.com – Pesatnya transformasi digital menuntut dunia pendidikan untuk ikut bertransformasi. Bukan hanya teknologi, kemampuan tenaga pendidik yang mampu memanfaatkan teknologi pun tidak kalah penting untuk menyukseskan transformasi ini.

Bertempat di Kuala Lumpur, Malaysia, Microsoft menyelenggarakan Bett Asia 2016 – sebuah konferensi yang mempertemukan 1.500 pembuat kebijakan, tokoh pendidikan, dan guru di Asia Pasifik untuk membahas langkah-langkah mempersiapkan generasi muda dalam memasuki dunia kerja masa depan yang semakin digital.

Pada konferensi ini, Microsoft mengemukakan survey terbaru yang dilakukan terhadap hampir 1.000 sekolah di Asia Pasifik. Survey tersebut menyatakan bahwa satu dari tiga tenaga pendidik menghadapi tantangan berat dalam mengoptimalkan teknologi yang digunakan di ruang kelas karena kurangnya skillsets dari masing-masing guru.

Untuk itu, pelatihan guru menjadi salah satu faktor terpenting dalam melakukan transformasi digital di dunia pendidikan.

“Kami melihat bahwa banyak sekolah di Indonesia sudah mulai mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum pelajaran. Akan tetapi, belum banyak guru yang mendapatkan pelatihan mengenai teknologi. Padahal, teknologi berkembang dengan begitu pesat. Guru memiliki banyak pilihan teknologi yang dapat mendukung terciptanya proses belajar mengajar interaktif,” jelas Benny Kusuma, Education Lead, Microsoft Indonesia dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.

Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang dengan tingkat penggunaan internet dan media sosial tinggi, tentunya tidak ingin ketinggalan untuk memanfaatkan teknologi yang dapat mengasah skillsets generasi muda.

Dinas Provinsi Jawa Tengah pun menjadi salah satu provinsi yang tengah mempersiapkan dunia pendidikan sebagai ujung tombak dalam menghadapi transformasi digital. Melalui penggunaan komputasi awan, Pemerintah Jawa Tengah berupaya mendorong 70% sekolah di provinsi ini agar menjadi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis teknologi, sehingga calon-calon lulusannya bisa langsung bekerja atau menjadi technopreneur berkualitas.

Related Posts
1 daripada 5,041

Jasman Indradno, Kepala Balai Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Provinsi Jawa Tengah mengatakan, teknologi memainkan peranan yang krusial dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Bukan hanya mampu menjadikan proses belajar mengajar semakin menarik, teknologi juga mendorong efektivitas dan efisiensi guru serta murid.

“Salah satu teknologi yang memainkan peranan krusial adalah teknologi komputasi awan. Komputasi awan membantu institusi pendidikan untuk menghemat biaya operasional dan mendukung terjadinya pembelajaran kolaboratif yang dapat dilakukan dari mana saja. Ke depannya, teknologi komputasi awan akan semakin meningkatkan kualitas dunia pendidikan,” jelasnya.

Pemerintah Jawa Tengah pun menjalin kerjasama dengan Microsoft Indonesia untuk memajukan dunia pendidikan berbasis teknologi di Jawa Tengah. Bentuk kerjasama ini dilakukan melalui program ‘Training on Trainers’ di mana Microsoft Indonesia bahu-membahu bersama Pemerintah Jawa Tengah untuk melatih para guru agar lebih siap dalam menghadapi era digital.

Program ‘Training of Trainers’ berlangsung selama 32 jam dan dilakukan dalam jangka waktu dua hari secara tatap muka serta daring di education.microsoft.com.

Adapun materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi pengenalan teknologi komputasi awan serta penggunaan Office 365, Office Mix, Sway, Microsoft Educator Community, dan OneNote Class Notebook yang mampu mendorong siswa untuk belajar secara kolaboratif.

“Melalui OneNote Class Notebook misalnya, para guru dapat menciptakan satu halaman OneNote untuk setiap pelajaran yang berbeda. Mulai dari Sejarah, Matematika, hingga Bahasa Inggris. Dikarenakan sifatnya yang kolaboratif, pelajaran-pelajaran tersebut sanggup menyajikan sudut pandang pembelajaran yang berbeda di setiap kelas dan semakin meningkatkan rasa ingin tahu siswa,” jelas Jasman.

Hingga November 2016, program ini telah memberikan pelatihan kepada hampir 4.000 guru yang tersebar di 35 kabupaten di Jawa Tengah, mulai dari SD, SMP, SMA, SMK, sampai Madrasah. Para guru yang telah menempuh pelatihan ini pun mendapatkan sertifikasi dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Mereka juga dapat meneruskan pelatihan yang telah mereka dapatkan ke tenaga pendidik yang lain untuk mendapatkan sertifikasi lanjutan.

 

Tinggalkan komen