BPDP Kelapa Sawit Gelar Aksi CSR dan Sosialisasi Penggunaan Minyak Goreng di Jonggol
Jakartakita.com – Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) Kelapa Sawit mengadakan kegiatan bakti sosial serta edukasi tentang penggunaan minyak goreng dari kelapa sawit, kepada warga di Desa Singgasari, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat, Sabtu (4/2/2017).
Kegiatan ini menjadi salah satu pilar keberhasilan bisnis kelapa sawit, sekaligus merupakan bentuk promosi, bentuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, bagaimana peran ibu-ibu dalam pemanfaatan minyak goreng tersebut.
Dalam aksi CSR (corporate social responsibility) ini, BPDP menyerahkan bantuan sebesar Rp 15 juta untuk perbaikan sarana sekolah di desa tersebut.
“Dalam kegiatan ini kami mengedukasi masyarakat tentang bagaimana cara menggoreng dengan baik dan benar, dengan tidak menggunakan minyak bekas. Juga dijelaskan kalau sudah di goreng maksimum dua kali, lebih dari itu tidak baik lagi untuk seterusnya digunakan,” ucap mantan Kepala BPDP Kelapa Sawit, Bayu Krisnamurthi yang baru beberapa hari melepas jabatannya.
Dijelaskan oleh Bayu, dewasa ini permintaan konsumsi minyak goreng di dunia di perkirakan akan meningkat.
“Peningkatannya pun belum tahu bagaimana pergerakaannya, tapi kita bisa melihat peningkatan pesenan-pesenan dari negara –negara yang tadinya lebih banyak mengkonsumsi minyak goreng. Ini salah satu yang harus di cermati ke depan,” jelas Bayu.
Lebih lanjut diungkapkan, Indonesia merupakan produsen CPO (crude palm oil), salah satu produk olahan dari kelapa sawit utama dunia.
Adapun dari total produksi minyak sawit Indonesia saat ini, sekitar 40 persennya digunakan untuk minyak goreng di dalam negeri dan sisanya di ekspor.
Sementara itu, ekspor terbesar minyak goreng Indonesia saat ini adalah ke negara China, India, Pakistan, dan Belanda. Sedangkan untuk pasar Amerika Serikat tidak terlalu besar, hanya sekitar 800 ribu sampai 1 juta ton per tahun, yang saat ini masih di dominasi Biodiesel.
“Sekarang tunggu pasar-pasar yang baru dan kuat seperti Rusia, Spanyol, dan Italia demikian juga menunggu permintaan negara-negara Persia seperti Iran, Irak dan Timur Tengah lainnya. Ini adalah pasar-pasar yang potensial untuk di garap ke depan,” tandasnya. (Edi Triyono)