Take a fresh look at your lifestyle.

Usulan Indonesia Tentang Standar Efek Rumah Kaca Meraih ISO 14080

0 3,116
foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com – Setelah melalui proses dan diskusi panjang yang sarat akan kepentingan, usulan Indonesia mengenai greenhouse gas management and related activitiesframework and principles for methodologies on climate actions (manajemen gas rumah kaca dan aktivitas terkait kerangka kerja dan prinsip metodologi pada aksi perubahan iklim) meraih standar internasional ISO 14080 pada tanggal 25 Juni 2018 lalu.

Hal ini merupakan prestasi yang dicapai melalui kerjasama yang solid antara Badan Standardisasi Nasional (BSN) bersama dengan Kementerian Lingkurgan Hidup dan Kehutanan.

Indonesia sendiri merupakan anggota aktif dalam organisasi tersebut, yang diwakili oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang sesuai dengan UU No. 20/2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian BSN mendapat mandat dalam pengembangan standardisasi dan penilaian kesesuaian di  Indonesia.

Untuk mengawal kepentingan Indonesia dalam pengembangan standar ini, Indonesa berperan sebagai Ieader/convenor, project leader dan secretary dalam Working Group (WG) yang ditugaskan mengembangkan standar ISO 14080 yaitu WG 7: Framework Standard.

Menurut Kristianto W selaku Leader/Convenor Projec dan juga sebagai Kepala Pusat Informasi dan Dokumentasi Standardisasi BSN, proposal pengembangan standar ISO 14080 dilatarbelakangi oleh target yang dicanangkan Pemerintah Indonesia pada tahun 2010, yaitu menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sebesar 26% di tahun 2020, atau sampai dengan 41% apabila mendapat dukungan internasional.

“Hal ini sejalan dengan disepakatinya Paris Agreement, target ini masuk dalam Konteks Nasional Aksi Perubahan Ikim Indonesia yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC),” ujar Kris dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (6/7/2018).

Standar ini, lanjut Kris, pada akhirnya dirancang sedemikian rupa sehingga mendukung secara langsung implementasi Paris Agreement untuk membatasi pemanasan global dibawah 20 C dan mendukung tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang dicanangkan oleh PBB, dengan membantu pemerintah dan pelaku usaha di seluruh dunia melakukan hal yang sama.

Related Posts
1 daripada 6,418

Ia menambahkan, dengan dipublikasikannya ISO 14080, banyak manfaat yang didapat, diantaranya standar ini menyediakan framework umum bagi pemerintah pusat dan daerah untuk mengambil langkah yang tepat dalam melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Standar ini juga membantu mengembangkan kebijakan dan tindakan yang konsisten, kompatibel dan dapat diperbandingkan dalam pengelolaan perubahan iklim.

Lebih lanjut diungkapkan, standar ini dapat digunakan untuk menilai keefektifan aksi perubahan iklim, Tidak hanya instansi pemerintah, swasta pun dapat menggunakan standar ini untuk mengidentifikasi perubahan iklim yang potensial dan dapat dijustifikasi.

Standar ini juga dapat digunakan oleh institusi keuangan untuk menentukan investasinya. Dan secara lebih luas, standar ISO 14080 membantu organisasi dalam melakukan pengukuran dan pelaporan, serta mengurangi resiko dan meningkatkan peluang atas aksi perubahan iklim yang dilakukan bersama-sama dengan organisasi atau pemerintah lainnya.

Lebih lanjut, Kris juga menilai bahwa keberhasilan dalam mengembangkan standar ini merupakan kontribusi dari negara berkembang (Indonesia) terhadap aksi perubahan iklim.

Selain itu, pengembangan standar ini mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Sekretariat Pusat ISO, Ketua dan Sekretaris ISO/T C 207/SC 7, serta Co-Convenor WG 7 dari Jepang.

Untuk selanjutnya, Indonesia dapat mengadopsi standar internasional ISO 14080 menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan kemudian digunakan dalam mendukung program dan kebijakan Pemerintah Indonesia dan peran aktif masyarakat maupun pelaku usaha.

Kedepannya, BSN akan berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta pemangku kepentingan terkait lainnya untuk menindaklanjuti hal ini. (Edi Triyono)

Tinggalkan komen