‘Hunting’ Spot Baru, Penerjun Naila Novaranti Kunjungi Taiwan
Jakartakita.com – Pada tanggal 26-30 Juli 2019 lalu, instruktur terjun payung atau skydiving internasional asal Indonesia, Naila Novaranti, mengadakan kunjungan ke Taiwan.
Selain melakukan tamasya melihat icons yang berada di negara yang juga sering disebut China Taipei, sosok perempuan kelahiran Jakarta tahun 1981 ini, sekaligus mencari spot pendaratan untuk aktifitasnya sebagai penerjun payung.
Adapun kegiatan lain yang dilakukan wanita pemberani yang menaklukan Gunung Everest pada 2018 lalu – dengan terjun payung dari puncak hanya dengan modal wingsuit – adalah mengunjungi para diaspora yang ada di Taiwan dan menjalani pemotretan untuk cover Majalah Intai, majalah Indonesia-Taiwan yang isi cover-nya adalah orang-orang berprestasi yang terpilih dan pernah mengunjungi Taiwan.
“Taiwan negeri yang sangat indah. Selain jalan-jalan, saya juga sekalian cari lokasi yang baru terutama untuk terjun payung, dan juga untuk mencari spot wind tunnel. Sebetulnya setiap negara punya banyak spot bagus, tapi bedanya cuma masalah clearance, diijinkan atau tidak, tergantung negaranya masing-masing,” ungkap Naila yang ditemui di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (06/8).
Menurut Naila, ada tiga tempat bagus, yang dikunjunginya sewaktu di Taiwan. Ketiga tempat tersebut sangat menantang sebagai tempat pendaratan setelah targetnya ke Antartika tahun ini tercapai.
Rincinya, ia menyebut Yehliu Geopark yang berada di Utara Taiwan. Destinasi ini terkenal dengan pemandangan bebatuan yang terkena erosi laut, dimana beberapa spot berada sangat dekat dengan laut sehingga wisatawan dihimbau untuk menaati peraturan yang ada. Terdapat garis merah yang merupakan batas aman wisatawan untuk berdiri.
Kondisi Yehliu Geopark menurut Naila juga sangat cocok sebagai wind tunnel karena lokasinya yang cukup sulit sekaligus pemandangannya yang indah.
“Kebetulan Yehliu Geopark lokasinya jauh dari Taipei, jadi kita memang harus menyediakan hari khusus dengan bawa kendaraan sendiri. Karena kalau tidak ada kendaraan cukup sulit untuk menjangkau ke sana. Minat pasti ada, tapi agak sulit karena wilayahnya terpencil sekali,” tuturnya.
Lokasi kedua, Naila menyebut gedung tertinggi nomor dua di dunia, yaitu Menara 101.
Letaknya yang berada di tengah kota Taipei menjadi tantangan tersendiri untuik Naila, selain memang gedungnya yang berjumlah 101 lantai.
Adapun lokasi ketiga yang disebutnya adalah Pingxi Old Street yang berada di Distrik Pingxi, dan masih termasuk wilayah New Taipei City.
Di tempat ini, selalu diadakan Pinky Sky Latern, dimana akan diterbangkan 100.000 lampion pada festival tersebut, yang tentunya akan menjadi tantangan tersendiri jika dijadikan spot wind tunnel di daerah tersebut.
Lebih lanjut Naila mengungkapkan, untuk menjadi penerjun sebetulnya tantangannya banyak, antara lain; tantangan cuaca dan faktor lokasi yang juga terkadang drop zone-nya berbeda-beda peraturannya, yang belum tentu kita memenuhi kualifikasi dari peraturan di daerah tersebut. (Edi Triyono)