Take a fresh look at your lifestyle.

Likuid Dukung Bisnis Merek Lokal Selama Pandemi COVID-19

0 6,034

Tiket Pesawat Murah Airy

foto : ilustrasi (ist)

Jakartakita.com – Perusahaan teknologi finansial penyelenggara pembiayaan proyek (project financing) industri kreatif dan gaya hidup PT Likuid Jaya Inovasi (Likuid Projects) mengumumkan keterlibatannya dalam gerakan wirausaha sosial (sociopreneurship) #SupportLocalBrandsID yang digagas oleh TADA, Customer Retention Platform (CRP) berbasis teknologi yang memberikan solusi bagaimana bisnis meretensi pelanggannya dengan fitur membership, subscription, referral, dan digital voucher.

Program dalam gerakan ini memungkinkan kolaborator Likuid Projects (pihak yang memberikan pembiayaan pada platform Likuid Projects) untuk memiliki voucher belanja dari beberapa merek lokal di berbagai bidang usaha, mulai dari kuliner, hotel, sampai kesehatan yang disponsori oleh Likuid Projects.

Voucher ini dapat dipakai oleh kolaborator dalam jangka waktu tertentu ketika ekonomi sudah mulai membaik. 

Gerakan ini diyakini bisa membantu kelangsungan usaha merek-merek lokal yang bisnisnya tergerus oleh perlambatan ekonomi karena penyebaran virus COVID-19. Sebagai perusahaan yang memiliki fokus pembiayaan untuk proyek kreatif & gaya hidup, Likuid Projects memahami bahwa merek-merek lokal merupakan kelompok paling rentan terdampak secara ekonomi karena wabah corona COVID-19.

CEO dan Founder Likuid, Kenneth Tali mengatakan, bahwa wabah virus COVID-19 yang telah berlangsung setidaknya hampir tiga bulan ini diproyeksi menjadi bencana finansial besar bagi brand lokal yang mayoritas bergerak di industri kreatif.

Karenanya, Likuid Projects akan membeli sejumlah voucher belanja yang ada di dalam platform #SupportLocalBrandsID untuk dibagikan kepada kolaborator yang menempatkan pembiayaan di platform Likuid Projects.

Saat ini, sudah lebih dari ratusan merchant lokal yang tergabung dalam supportlocalbrands.id.

“Melalui keterlibatan kami di gerakan #SupportLocalBrandsID, Likuid Projects ingin menunjukkan kepedulian kami lewat inisiatif nyata melalui gerakan #LikuidBeliDuluan dengan memberikan tambahan cashflow kepada merek-merek yang harus mempertahankan usahanya selama pandemi. Terlebih, saat ini kita berada di dalam zona Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang harus kita patuhi, sehingga ini artinya akan banyak merek lokal yang sebelumnya laris-manis mengalami penurunan omset penjualan akibat merosotnya daya beli dan volume transaksi oleh masyarakat,” ujarnya, dalam siaran pers, Selasa (20/4).

Kenneth menambahkan, pihaknya akan membeli beberapa voucher dari merek yang sudah memiliki image baik di konsumen, misalnya; HONU, Puyo, dan Ann’s Bakehouse.

“Voucher ini akan kami berikan sebagai perks (keuntungan tambahan) kepada kolaborator yang melakukan transaksi pembiayaan perdananya di platform kami. Harapannya, pembelian voucher ini bisa  memberikan tambahan modal bagi pelaku bisnis agar mereka mampu beroperasi seperti biasa di tengah situasi sulit ini,” jelasnya lagi.

Sejak peluncuran resmi Likuid Projects pada bulan Februari 2020, Likuid Projects telah memiliki lebih dari 4.500 user dalam daftar tunggu platformnya (subscribers) untuk menjadi kolaborator pembiayaan proyek-proyek kreatif dan lifestyle.

Related Posts
1 daripada 4,168

Minat masyarakat terhadap bisnis industri kreatif masih sangat potensial, meskipun di tengah situasi wabah COVID-19 ini.

Sebagai informasi, baru-baru ini, Likuid telah membuka pembiayaan untuk proyek usaha milik PT Tesla Daya Elektrika (Tesla), perusahaan teknologi penyedia sistem proteksi petir dan proteksi sistem tenaga listrik.

Pembiayaan ini akan bermanfaat untuk mendukung instalasi penangkal petir aliran listrik di kawasan Kalimantan. 

“Demi menjaga iklim pembiayaan yang sehat dan sebagai bentuk mitigasi risiko yang rasional, sepanjang periode COVID-19 ini Likuid memprioritaskan kesempatan pembiayaan bagi proyek-proyek industri kreatif yang tidak terdampak wabah ini secara signifikan, salah satunya sektor teknologi seperti Tesla. Ternyata respon yang kami terima sangat baik, target pembiayaan sebesar Rp 250 juta untuk proyek ini berhasil dicapai dalam waktu dua hari. Dari 66 peminat yang masuk di daftar tunggu, target pembiayaan berhasil terkumpul dari 14 orang kolaborator. Selanjutnya, kami mengupayakan agar bagi hasil bisa terselenggara setelah lima bulan dana digunakan untuk pengerjaan proyek instalasi,” ujar Kenneth.

Sementara itu, Likuid terus memantau perkembangan sektor-sektor populer lainnya yang diketahui terdampak langsung seperti makanan dan minuman. Harapannya ketika situasi sudah pulih, sektor-sektor ini segera kembali menggerakan perekonomian dan pada situasi yang lebih kondusif, Likuid akan lebih siap mendorong pemulihan bisnis-bisnis sektor ini serta menggenjot optimisme masyarakat untuk kembali berkolaborasi di sektor ini.

Untuk itu, sebagai alternatif, gerakan sociopreneurship #SupportsLocalBrandsID dengan cara menjadi kolaborator di platform Likuid ini dapat menjadi model dukungan yang inklusif bagi individu.

“Melalui kolaborasi pembiayaan pada proyek-proyek yang dibuka Likuid Projects saat ini, masyarakat dapat mengharapkan imbal hasil dari proyek usaha yang tersedia di Likuid sambil turut membantu mendukung merk-merk lokal dari sektor industri yang terdampak wabah COVID-19 secara langsung,” terang Kenneth.

Berkat kesamaan visi dan misi, Likuid bergabung dengan gerakan milik TADA yang sudah menjadi ekosistem pemasaran merek-merek lokal industri kreatif dan gaya hidup selama ini.

Managing Director dan Founder TADA, Antonius Taufan menyampaikan, melalui gerakan ini, baik konsumen dan pemilik bisnis sama-sama memperoleh manfaat. Konsumen dapat membeli lebih awal kupon dari ratusan merek lokal.

Kupon ini nantinya bisa digunakan saat layanan tersedia atau bisnis buka kembali.

Sementara itu, para pemilik bisnis dapat mempertahankan usahanya dengan adanya pemasukan dari hasil penjualan kupon ini.

“Karena bagaimanapun, ada pengeluaran rutin yang harus tetap mereka jalankan misalnya membayar sewa tempat, gaji karyawan, dan stok bahan baku. Apabila tidak didukung dengan pemasukan yang sepadan, akan semakin banyak usaha yang terancam gulung tikar. Padahal di situasi normal, merek-merek ini boleh jadi memiliki basis konsumen yang kuat,” kata Antonius.

Tinggalkan komen