Take a fresh look at your lifestyle.

Brand Fashion Kami. Beberkan Kiat Bisnis Di Masa Pandemi

0 2,635

Tiket Pesawat Murah Airy

foto : istimewa

Jakartakita.com – Kami., merek fashion lokal Indonesia yang menyediakan pakaian modis untuk wanita, membagikan kiat-kiat bisnisnya dalam menyikapi masa pandemik.

Asal tahu saja, Kami. yang telah beroperasi sejak tahun 2009, mampu bertahan dengan baik dan menghindari pemberhentian kerja karyawan serta mempertahankan cash flow positif.

Hingga kini, Kami. memiliki 15 butik yang tersebar dari Aceh hingga Samarinda.

Kami. juga dikenal oleh masyarakat dengan produknya yang fokus mengeluarkan modest wear dan menjajakan kreativitas produknya hingga ke Singapura dan Malaysia.

Di acara wadah edukasi UMKM, A Cup of Moka (ACOM) yang digelar baru-baru ini, Istafiana Candarini selaku co – founder Kami. berbagi cerita mengenai adaptasi yang dibentuk perusahaan untuk tetap mengembangkan bisnis ritel di kala pandemi dan transisi periode baru.

“Sejak adanya pandemi, pelanggan cenderung memilih berbelanja melalui platform online melalui website Kami. Hal ini sedikit banyak berpengaruh terhadap bisnis, salah satunya adalah distribusi stok yang harus lebih banyak dialokasikan ke website (online). Selain itu, jika dilihat secara keseluruhan pola perilaku pelanggan pada umumnya cenderung mengalami perubahan yakni mengurangi konsumsi pembelanjaan dan memprioritaskan untuk belanja kebutuhan primer. Dengan perpindahan pola perilaku pelanggan menjadi online based, maka tiap butik Kami. rutin mengadakan live shopping di platform sosial media instagram. Dengan demikian, pelanggan dapat melihat koleksi yang tersedia di butik secara virtual tanpa harus datang ke butik, dengan melakukan transaksi penjualan secara online melalui customer service di setiap cabang. Di awal pandemi, Kami. juga mengajak pelanggan untuk berbagi. Kami memberikan free ongkir untuk area Jadetabek, menggunakan layanan same-day delivery dari ojek online. Harapannya, program ini dapat membantu para driver untuk mendapatkan orderan lebih di tengah pandemi. Selain itu, pelanggan juga otomatis mendonasikan sebesar Rp 15.000 dari setiap pembelanjaan untuk disalurkan melalui lembaga penerima donasi Dompet Dhuafa untuk para dhuafa yang kesulitan mencari pendapatan,” beber Istafiana Candarini seperti dilansir dalam siaran pers, Rabu (29/7).

Related Posts
1 daripada 3,945

Lebih lanjut Istafiana juga menjelaskan, salah satu kendala yang dihadapi dalam perubahan kanal bisnis mayoritas ke online ini adalah distribusi produk ke cabang.

“Namun, dengan menggunakan bantuan sistem POS digital dari Moka, kami dapat membantu tim pusat dalam memantau penjualan dan juga keadaan stok real time di cabang,” jelasnya lagi.

Di kesempatan yang sama, Karan Doeana selaku Head of Product Marketing Moka menjelaskan, literasi dan pengaplikasian teknologi digital kini sudah menjadi keharusan dari UMKM untuk dapat beradaptasi.

“Memasuki kondisi shifting ini, bisnis dihadapkan pada pilihan untuk melebarkan channel secara digital, baik untuk penjualan maupun operasionalnya. Diharapkan, kedepannya tidak hanya bertahan, namun bisnis juga dapat terus bertumbuh dan berinovasi,” paparnya.

“Pandemi COVID-19 membuat perubahan perilaku konsumen yang meninggalkan keputusan sulit bagi bisnis yang bergantung pada aktivitas keseharian orang untuk bertumbuh. Dibutuhkan strategi baru, inovasi, dan yang terpenting, dibutuhkan mental berani dan kegigihan untuk bisa bertahan,” sambung Karan.

Berdasarkan data internal Moka, selaku startup kasir digital, penurunan pendapatan mencapai lebih dari 40% pada outlet-outlet bisnis yang sebagian besar adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terhitung Maret 2020.

Namun saat ini, beberapa UMKM telah menunjukkan resiliensi terhadap kondisi ini dan beradaptasi dengan strategi masing-masing.

Moka sendiri rajin menggelar edukasi UMKM, melalui event A Cup of Moka (ACOM). Acara yang diikuti oleh para pelaku UMKM ini menjadi sarana bagi para peserta untuk berdiskusi secara langsung dengan pegiat usaha berpengalaman dan pelaku startup teknologi. (Edi Triyono)


Tinggalkan komen