Jakartakita.com – Duta Besar RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) periode 2004-2007, Prof. Makarim Wibisono mendukung langkah pengembalian aset-aset dan 7.500 manuskrip milik Sri Sultan Hamengkubuwono II yang saat ini berada Inggris.
Manuskrip tersebut, menurutnya, dibutuhkan dalam rangka memperkuat pengusulan Sri Sultan Hamengkubuwono II sebagai pahlawan nasional.
Prof Makarim Wibisono juga berharap, Pemerintah khususnya Menteri Luar Negeri dapat segera membicarakan hal ini dengan pemerintah Inggris.
“Pengembalian manuskrip ini justru bisa memperkuat hubungan kerjasama antara kedua negara, antara Indonesia dan Inggris,” tegasnya di Jakarta, Sabtu (2/4).
“Mansukrip tersebut adalah data-data sejarah milik keraton Yogyakarta, khususnya Sri Sultan Hamengkubuwono II. Menjadi hal yang sangat baik jika Inggris mau menyerahkan manuskrip tersebut,” ungkap Prof. Makarim.
Sementara itu, keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono II, Fadjar Bagoes Poetranto mengatakan, pihaknya sudah menjalin komunikasi dengan kementerian luar negeri dalam rangka pengembalian aset Sri Sultan Hamengkubuwono II yang dijarah oleh Inggris.
“Kami meminta kepada Inggris untuk mengembalikan 7.500 manuskrip asli dan aset-aset milik Sri Sultan Hamengkubuwono II yang dijarah Inggris pada peristiwa Geger Sepehi tahun 1812. Manuskrip-manuskrip tersebut berada di perpustakaan dan museum di Inggris,” tegasnya.
Fadjar juga berharap, manuskrip dan aset-aset tersebut dapat segera dikembalikan ke pihak keluarga Sri Sultan Hamengkubuwono II.
“Manuskrip-manuskrip tersebut dibutuhkan agar rakyat Indonesia dapat mengetahui sejarah perjuangan Sri Sultan Hamengkubuwono II untuk melawan penjajahan asing. Selain itu, manuskrip ini juga diperlukan untuk pengusulan eyang kami, Sri Sultan Hamengkubuwono II sebagai pahlawan nasional,” tegasnya. (Edi Triyono)