Nestlé dan BKKBN Gelar Webinar Edukasi Gizi untuk Kampung KB di Seluruh Indonesia
Jakartakita.com – Dalam rangka menyambut Hari Keluarga Nasional, PT Nestlé Indonesia bersama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar webinar ‘Edukasi Gizi Untuk Keluarga Berkualitas: Pemenuhan Gizi Seimbang Melalui Sarapan Untuk Mendukung Kualitas Gizi’ dalam upaya mendukung percepatan penanggulangan prevalensi stunting di Indonesia.
Webinar ini diikuti oleh 2.500 peserta, termasuk para kader dari 292 kelompok kerja Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kampung KB seluruh Indonesia.
Melansir keterangan pers, Rabu (25/5), Presiden Direktur Nestlé Indonesia Ganesan Ampalavanar menyampaikan, “Nestlé Indonesia berkomitmen untuk mendukung keluarga Indonesia untuk menjalani hidup yang lebih sehat dan lebih bahagia. Salah satu wujud nyata kontribusi kami adalah mendukung peningkatan status gizi keluarga Indonesia melalui program Nestlé Dukung Anak Lebih Sehat, atau yang secara global dikenal sebagai Nestlé for Healthier Kids. Dukungan ini dimulai dengan penandatanganan nota kesepahaman dengan BKKBN pada Desember tahun lalu, dan kegiatan kita hari ini merupakan kelanjutan dari kerja sama tersebut.”
Data Survei Status Gizi Balita Indonesia tahun 2021 menunjukkan, prevalensi stunting di Indonesia mencapai 24,4%; turun 3,3% dari 27,7% di tahun 2019. Momentum ini perlu terus dilanjutkan melalui kolaborasi antar sektor untuk mengurangi risiko kejadian stunting di masa yang akan datang.
Adapun webinar yang diselenggarakan Nestlé dan BKKBN secara khusus ini, mendiskusikan tiga hal, diantaranya; pengenalan gizi seimbang serta korelasi terhadap stunting, peran sarapan dalam pemenuhan gizi harian, dan cara mengolah makanan dari kebun sendiri serta memanfaatkan keanekaragaman pangan lokal untuk mencapai gizi seimbang.
Dalam webinar ini juga diingatkan pentingya peran keluarga sebagai kelompok masyarakat terkecil dalam menerapkan kebiasaan makan yang baik, untuk mencegah risiko stunting.
Di kesempatan tersebut, Guru Besar Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Ali Khomsan mengatakan, bahwa pencegahan stunting harus dilakukan sedini mungkin, salah satunya dengan mengonsumsi makanan tambahan bergizi yang cukup.
“Melihat pola konsumsi di Indonesia saat ini, masyarakat harus meningkatkan konsumsi protein hewani, kacang-kacangan, umbi-umbian, buah dan sayur, sedangkan yang harus diturunkan adalah konsumsi beras dan terigu. Menanam aneka tanaman seperti umbi misalnya juga memiliki keunggulan dalam budidaya, yakni mudah ditanam dan adaptif pada berbagai lingkungan dan terhadap perubahan iklim. Selain itu, konsumsi jus kacang hijau yang dapat meningkatkan berat badan balita, sedangkan tempe meningkatkan berat badan pada balita umur 12-18 bulan,” jelasnya.
Melalui program Nestlé Dukung Anak Lebih Sehat, Nestlé Indonesia mendukung keluarga Indonesia menanamkan kebiasaan baik untuk memiliki pola hidup sehat sejak dini.
Untuk mengatasi masalah stunting dan memenuhi kebutuhan gizi anak, Nestlé telah melakukan fortifikasi gizi dalam produk makanan dan minumannya. Pada 2020, Nestlé menyediakan 4 miliar sajian produk yang telah difortifikasi dengan zat-zat gizi penting, seperti zat besi, zink, vitamin A dan vitamin D.
“Selaras dengan tujuan Nestlé dalam menggunakan potensi makanan untuk meningkatkan kualitas hidup setiap individu saat ini dan untuk generasi mendatang, Nestlé berharap kegiatan ini dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat, terutama di tingkat keluarga, mengenai stunting, terutama upaya pencegahan dan penanggulangannya,” tutup Ganesan.
Adapun usai kegiatan webinar, dilanjutkan dengan demo masak oleh Professional Chef, Food Business Unit Nestlé Indonesia, Robi Abdurrochman, yaitu cara menyajikan menu sarapan dengan bahan mudah serta harga yang terjangkau.