Take a fresh look at your lifestyle.

BPOM Indonesia Berikan Izin Penggunaan Darurat Nirmatrelvir untuk Pengobatan Oral COVID-19 di Indonesia

0 1,914

Tiket Pesawat Murah Airy

foto : ilustrasi (ist)

Jakartakita.com – Pfizer mengumumkan, bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menyetujui penggunaan darurat untuk Nirmatrelvir 150g/Ritonavir 100mg Film-Coated Tablets di Indonesia.

Tablet antivirus produksi Pfizer ini diindikasikan untuk penanganan COVID-19 pada orang dewasa yang tidak memerlukan oksigen tambahan serta mengalami peningkatan risiko perburukan COVID-19 yang menjadi lebih berat.

Obat ini terdiri dari nirmatrelvir, yaitu penghambat protease 3CL (lebih dikenal dengan Protease Utama atau Mpro) yang secara khusus dikembangkan di laboratorium Pfizer untuk melawan SARS-CoV-2.

Adapun pengobatan oral ini harus dilakukan dalam lima hari pertama dari munculnya gejala infeksi dan setelah hasil positif dari tes virus SARS-CoV-2.

“Persetujuan untuk penggunaan obat ini di Indonesia merupakan tonggak penting dalam perjuangan kita melawan COVID-19. Terobosan ini diharapkan membuka jalan bagi penggunaan antivirus oral Pfizer, dimana pada saat yang sama perusahaan kami juga berusaha mengatasi ancaman COVID-19 varian baru. Kami memberikan apresiasi yang tinggi pada BPOM yang bekerja dengan cepat melalui penilaian jalur cepat untuk memberikan Izin Penggunaan Darurat,” kata Nora T. Siagian, Country Manager PT Pfizer Indonesia dalam keterangan pers, Senin (22/8).

“Meskipun vaksinasi tetap menjadi cara yang efektif untuk membantu mencegah COVID-19, terapi oral ini memberikan garis pertahanan penting, yaitu untuk mengurangi jumlah rawat inap dan membantu menyelamatkan nyawa. Mengurangi jumlah rawat inap dapat mengurangi biaya medis yang terkait dengan perawatan COVID-19 dan membantu meringankan beban yang dihadapi oleh anggota masyarakat yang berada di garis depan pandemi,” tambah Nora T. Siagian.

Komitmen Pfizer untuk Akses yang Setara

Related Posts
1 daripada 4,038

Pfizer berkomitmen dalam mengupayakan akses yang berkeadilan untuk pengobatan oral COVID-19 kami, yakni pengobatan oral antivirus Pfizer, untuk pasien berisiko tinggi yang membutuhkan, dengan tujuan memberikan terapi oral yang aman dan efektif sesegera mungkin dan dengan harga yang terjangkau.

Jika diizinkan atau disetujui penggunaannya selama pandemi, Pfizer akan menawarkan terapi oral melalui pendekatan penetapan harga berjenjang berdasarkan tingkat pendapatan setiap negara untuk mempromosikan kesetaraan akses di seluruh dunia dimana negara berpenghasilan tinggi akan membayar lebih tinggi dari negara berpenghasilan rendah.

Hingga saat ini, Pfizer memasok lebih dari 12 juta paket pengobatan ke 37 negara di seluruh dunia.

Pfizer telah menetapkan strategi komprehensif dalam kemitraan erat dengan pemerintah di seluruh dunia, pemimpin kesehatan global internasional, termasuk Access to COVID-19 Tools Accelerator (ACT-A) WHO, dan produsen global untuk mengoptimalkan pasokan dan akses tablet antivirus Pfizer di seluruh dunia. Hal ini termasuk:

1. Perjanjian Pasokan Multilateral: Perjanjian yang ditandatangani oleh UNICEF untuk memasok sebanyak 4 juta paket pengobatan oral COVID-19 untuk negara berpenghasilan mencegah dan rendah di tahun 2022; Menandatangani letter of intent dengan Global Fund (pendanaan global) untuk 6 juta paket pengobatan oral Pfizer yang akan dipasok ke 130 negara yang memenuhi syarat Global-Fund pada tahun 2022 dan 2023, sesuai dengan perjanjian definitif dan persetujuan regulator setempat.

2. Memperluas Akses terhadap Obat Yang Dilindungi Paten di Negara Berpenghasilan Rendah: Pfizer meluncurkan “An Accord for a Healthier World”, sebuah inisiatif yang untuk pertama kalinya dicanangkan untuk memperbolehkan akses yang berkelanjutan dan berkeadilan terhadap obat-obatan dan vaksin berkualitas tinggi untuk 1,2 miliar orang yang tinggal di negara berpenghasilan rendah. Pfizer berkomitmen untuk menyediakan obat-obatan dan vaksin yang dilindungi paten yang tersedia di Amerika Serikat atau Uni Eropa, termasuk tablet oral Pfizer. Kami juga berkolaborasi dengan pemerintah dan pemimpin kesehatan global secara nirlaba dengan 45 negara berpenghasilan rendah di seluruh dunia untuk mengatasi hambatan yang membatasi akses di luar pasokan seperti diagnosa, pendidikan, infrastruktur, penyimpanan, dan lainnya.

3. Mempercepat Pengujian dan Pengobatan: Menandatangani letter of intent untuk bergabung dengan COVID Global Accountability Platform (COVID GAP), sebuah inisiatif gabungan dari COVID Collaborative dan Universitas Duke, Bersama dengan Open Society Foundations dan Clinton Health Access Initiative (CHAI). Sambil menunggu tercapainya kesepakatan definitif, perusahaan akan memberikan paket pengobatan tablet antivirus Pfizer serta memberikan bantuan pendanaan dan tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mendukung upaya konsorsium dalam mengakselerasi proses pengujian dan meningkatkan akses terhadap pengobatan di belahan dunia yang mengalami kekurangan sumber daya.

4. Donasi Pengobatan: sebagai bagian dari respon kemanusiaan, Pfizer telah menyumbang 200.000 paket pengobatan oral ke Ukraina

5. Pemberian Lisensi Sukarela: Menandatangani perjanjian sukarela dengan Medicines Patent Pool (MPP) untuk mengizinkan pengembangan dan distribusi versi generik dari terapi oral Pfizer untuk memperluas pasokan dan akses global pada jangka panjang, MPP telah menandatangani perjanjian sublisensi dengan 38 produsen, yang nantinya akan memasok versi generik di 95 negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah.


Tinggalkan komen