‘Perempuan Bergaun Merah’ Angkat Kisah Pembalasan Dendam Menggabungkan Misteri Yang Mengajak Penonton Menebak Sampai Akhir
Jakartakita.com – Frontier Pictures bekerja sama dengan RAPI Films and Legacy Pictures mempersembahkan film horor terbaru, “Perempuan Bergaun Merah“.
Film yang diproduseri oleh Timo Tjahjanto dan disutradarai oleh William Chandra ini menjanjikan horor dengan teknis tinggi dan keseruan hingga akhir. Dibintangi oleh Tatjana Saphira sebagai Dinda dan Refal Hady sebagai Putra. Film ini akan tayang di bioskop seluruh Indonesia pada 3 November 2022.
Sejak sahabatnya menghilang, hidup Dinda (diperankan Tatjana Saphira) berubah jadi mimpi buruk saat sosok roh jahat berwujud perempuan bergaun merah menghantuinya. Nyawa Dinda terancam, tak hanya dari sosok jahat itu tapi juga dan orang-orang yang berusaha merahasiakan kejadian di malam sahabatnya menghilang.
William Chandra sebagai sutradara film “Perempuan Bergaun Merah” mengatakan ini adalah sebuah mitos tentang perempuan bergaun merah yang berusaha membalas dendam namun dengan penceritaan yang inovatif.
Penonton diajak menebak sampai akhir, siapa sebenamya perempuan bergaun merah. Jalinan cerita yang seru menjadi andalan dari film horor ini,” kata William dalam jumpa pers di CGV Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (26/10.
Keseruan cerita itulah yang membawa Refal Hady (Putra) tertarik untuk menjalani debut horor pertamanya. Aktor yang sebelumnya dikenal di film-film drama ini akan memberikan performa terbaiknya untuk genre yang baru baginya.
“Skripnya luar biasa bagus. Dari situ tertantang untuk membawakannya. Semua karakter mendapatkan porsi yang sama. Walau genrenya horor, tapi di sini juga dituntut untuk membawakan drama. Senang sekali bisa bergabung di film “Perempuan Bergaun Merah“, ungkap Refal Hady.
Selain Refal dan Tatjana, film ini juga dibintangi oleh perpaduan aktor muda dan senior, mereka adalah Stella Cornelia, Faradina Mufti, Ibrahim Risyad, Aufa Assegaf, Bento Julian, Dayu Wyanto, Dewi Pakis, dan Jordy Rizkyanda.
Dengan paduan horor, drama dan juga aksi, syuting film ini menantang untuk semua orang.
Tatjana menjelaskan, “Mas Will sangat hands-on dan punya visi yang sangat jelas tentang setiap scene yang akan diambil. Beliau juga sangat detail, jadi jika ada satu take yang dirasa kurang cukup, pasti akan diulang sampai hasilnya maksimal & sesuai yang diinginkan. Energi yang diberikan mas Will juga sangat positif, dan itu menular kepada semua pemain sehingga adegan berat pun bisa kita lewati dengan penuh semangat. Hasilnya adalah sebuah film yang akan menghibur dengan teknis yang baik.
Sutradara William Chandra menceritakan, “Film ini dibuat dengan rumit karena mempunyai banyak scene yang menggabungkan visual efek dan praktikal. Jadi persiapannya harus detail dan benar benar dipikirkan sebelum syuting. Pada saat yang sama saya juga harus memikirkan penceritaan, dan juga bagaimana para aktor dapat mengeluarkan performa terbaik.”
William mendapatkan dukungan penuh dari produser Timo Tjahjanto yang dikenal sebagai sutradara horor dan action berkaliber internasional yang menyutradarai Sebelum Iblis Menjemput dan Sebelum Iblis Menjemput Ayat 2, The Night Comes For Us, Headshot, dan Rumah Dara.
Timo yang juga merupakan pendiri dari Frontier Pictures mempunyai visi untuk membuat perusahaan film khusus genre horor dan action. “Banyak twist yang belum ada di film horor Indonesia yang gue lihat selama ini. Hal itu jadi poin menarik untuk menggarapnya. Selain itu ide-ide Will juga menarik untuk dieksplore. Bukan hanya naik turun adrenalin, tapi juga membuat penonton bertanya-tanya,” pungkas Timo. (Edi Triyono)