Take a fresh look at your lifestyle.

Gerakan Maju Tani Nusantara dan Kemitraan Strategis Dukung Transformasi Pertanian

0 1,095

Jakartakita.comGerakan Maju Tani Nusantara, di bawah kepemimpinan H.M Moeldoko upaya yang realistis langkah demi langkah untuk mengubah sektor pertanian Indonesia guna mencapai Indonesia Emas dalam 10 Tahun.

Indonesia Emas adalah visi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu ekonomi terbesar di dunia dengan pendapatan per kapita sebesar 30.000 USD pada tahun 2045, saat negara ini merayakan ulang tahunnya yang ke-100. Saat ini, pendapatan per kapita Indonesia hanya mencapai 4.580 USD, masih jauh di bawah negara mitra strategis seperti Qatar dan Korea Selatan. Kedua negara ini telah berkomitmen untuk mendukung Indonesia dalam mencapai target ini.

H.M Moeldoko sebagai Kepala Staf Kepresiden KSP) mengatakan untuk “Capai Indonesia Emas dalam 10 Tahun!. Ini adalah tujuan yang sangat mungkin kita capai, dengan izin dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan kerja keras bersama. Setiap warga Indonesia, tak peduli seberapa kecil peranannya, memiliki kontribusi yang berarti dalam gerakan ini. Bagaimana kita dapat mencapainya? Ini adalah langkah-langkah konkret dan pencapaian nyata yang telah kami lakukan di MajuTani dalam waktu kurang dari 2 bulan. menyaksikan semangat generasi muda kita dalam upaya mewujudkan transformasi sektor pertanian Indonesia, dengan tujuan mencapai kemerdekaan pangan dan memberikan solusi bagi masalah kelaparan di tingkat global.”

Foto: Istimewa

Pada tanggal 13 September 2023, di Seoul, Korea Selatan yang lalu, Gerakan Maju Tani Nusantara meluncurkan Green Digital Economy Platform (GDEP) bersama pemerintah Korea Selatan. Tiga perusahaan Korea Selatan telah berkomitmen untuk mendukung MajuTani dengan dana sebesar 1 miliar USD untuk membangun Net Zero Cities di Indonesia.

Related Posts
1 daripada 5,389

GDEP adalah platform ekonomi digital yang menekankan teknologi, inovasi, dan keberlanjutan. Kolaborasi antara Indonesia dan Korea Selatan, yang merayakan 50 tahun hubungan diplomatik, akan menjadikan GDEP Indonesia sebagai pemimpin global dalam inovasi Agritech.

Tujuan utama GDEP adalah memperlengkapi 62 juta petani Indonesia dengan teknologi modern, seperti AI, IoT, dan Transformasi Digital, yang akan menggandakan hasil panen dan pendapatan mereka, serta membawa kemakmuran yang luar biasa.

Kami, dengan dukungan semua pihak, ingin menciptakan terobosan dalam mengatasi krisis pangan di dalam negeri. Teknologi adalah senjata ampuh dalam upaya mencapai kemandirian pangan. Dengan teknologi Smart Controlled Environment, pertanian tidak lagi tergantung pada cuaca. Dengan bantuan AI, IoT, teknologi presisi, hasil panen bisa melipatgandakan hingga 120 kali lipat dibandingkan dengan metode tradisional,” ucap Moeldoko dalam sambutannya di Jakarta, Senin (23/10).

Sementara itu, Sofia Koswara, Founder Maju Tani menambahkan, “Saya sungguh-sungguh meyakini bahwa pemuda bukan hanya masa depan, mereka adalah kekuatan Tuhan saat ini. Energi, inovasi, dan tekad mereka adalah sebab utama perubahan, dan mereka membawa pandangan segar, ide-ide baru, dan komitmen mendalam terhadap misi kami dalam meningkatkan ketahanan pangan. Untuk memimpin Gerakan ini yang harus bisa men Transformasi wajah pertanian Indonesia secara nyata . Mantan Jenderal TNI yang sekarang menjadi Jenderal Tani. Bertahun-tahun saya mengamati komitmen Moeldoko yang berusaha dengan sekuat tenaga untuk memakmurkan petani-petani di desa-desa.

Gerakan Maju Tani Indonesia yang dipelopori oleh generasi muda ini mengingatkan saya pada kondisi startup digital Indonesia 8 tahun lalu. Ketika belum ada satu pun unicorn, namun dengan kerja keras dan semangat kolaborasi, kita bisa melihat perkembangannya saat ini. Dengan kesatuan dari talenta-talenta hebat, baik dari dalam maupun luar negeri, saya yakin pertanian Indonesia akan berkembang pesat dan ketahanan pangan pun akan menjadi prioritas utama. Hal ini menjadi bukti bahwa visi Indonesia Emas bukan hanya sekadar impian, tapi bisa dicapai dalam waktu yang lebih singkat dari yang kita perkirakan.” Tutupnya. (Edi Triyono)

Tinggalkan komen