Take a fresh look at your lifestyle.

UNDP dan BPDLH Luncurkan Program Catalytic Funding dan Incentivizing Mitigation Outcomes Penuhi Target SDGs dan NDC

0 2,771

Tiket Pesawat Murah Airy

Jakartakita.comBadan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) dan United Nations Development Programme (UNDP) meluncurkan Program Catalytic Funding dan Program Incentivizing Mitigation Outcomes.

Program ini memiliki banyak tujuan, seperti, memerangi isu lingkungan dan perubahan iklim melalui Nationally Determined Contribution (NDC), pemenuhan target pembangunan berkelanjutan (SDGs), akselerasi skala dampak yang dicapai oleh keseluruhan bisnis yang dilakukan startup di bawah Indonesia Impact Fund (IIF), serta mendukung ekosistem penetapan harga karbon di Indonesia.

“Untuk mewujudkan SDGs dan Net Zero diperlukan pendekatan partisipatif dari segala sektor baik pemerintah dan swasta. Selama ini, aktivitas bisnis sering dianggap hanya mengejar pertumbuhan namun kurang memikirkan dampak lingkungan dan sosial sehingga muncul kerangka Environmental, Social dan Governance (ESG),” ujar Joko Tri Haryanto, Direktur Utama BPDLH dalam keterangan tertulis di Jakarta, baru-baru ini.

Foto: Istimewa

Program Catalytic Fund ini merupakan langkah awal komitmen BPDLH dalam percepatan target pembangunan berkelanjutan serta melibatkan pelaku ekosistem terkait seperti startup dalam menerapkan praktik terbaik dan inisiatif investasi berdampak dengan pendekatan inovatif dalam mendorong ESG melalui kemitraan publik-swasta.

Pendanaan berkelanjutan berbasis prinsip ESG diterapkan di Indonesia dalam berbagai instrumen dan skema pendanaan inovatif. Program Catalytic Funding bertujuan meningkatkan dan mempercepat kontribusi dampak investasi BPDLH dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan. Program ini melibatkan startup yang didukung oleh portofolio IIIF, untuk menerapkan solusi dampak manfaat berskala besar dengan memperluas aktivitas bisnis mereka ke wilayah berisiko tinggi, wilayah yang kurang terlayani atau kelompok populasi rentan, termasuk masyarakat area pesisir dan daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Related Posts
1 daripada 4,197

UNDP sendiri berperan aktif sebagai mitra strategis BPDLH melalui pendanaan dan bantuan teknis terhadap pengukuran dan pengelolaan dampak secara berkelanjutan. “Salah satu peluang untuk mengarusutamakan ESG dalam pembangunan di Indonesia adalah dengan dengan penerapan blended finance yang akan mengakomodir keterlibatan industri jasa keuangan, swasta dan filantropis dalam pembiayaan infrastruktur di Indonesia,” lanjut Joko.

Implementasi efektif dari pendanaan berkelanjutan memerlukan keterlibatan dan kerja sama aktif dengan berbagai pihak termasuk sektor keuangan, sektor swasta, filantropi, dan Lembaga multilateral.

Dalam kesempatan yang sama BPDLH dan UNDP juga meluncurkan program Incentivizing Mitigation Outcomes sebagai langkah akselerasi para pelaku usaha di Indonesia dalam mengimplementasikan aksi mitigasi perubahan iklim. Melalui program Incentivizing Mitigation Outcomes, BPDLH didukung penuh UNDP menyiapkan dua modalitas dalam memberikan insentif yaitu bagi pengelola aksi mitigasi yang sudah menyusun Dokumen Rancangan Aksi Mitigasi (DRAM) dan tervalidasi oleh Lembaga Validasi dan Verifikasi, dan bagi pemilik Sertifikat Pengurangan Emisi (SPE) Gas Rumah Kaca (GRK) untuk berpartisipasi dalam Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) sebagai bentuk kontribusi pencapaian target ENDC Indonesia.

Program Catalytic Funding dan Incentive Mitigation Outcomes menunjukan pentingnya keterlibatan semua pihak dalam mencapai target SDGs maupun NDC. “Gotong royong antar-pemangku kepentingan sangat penting dalam upaya kita mencapai SDGs. Oleh karena itu, UNDP tetap teguh menjadi mitra terpercaya pemerintah Indonesia sehingga harapannya Indonesia akan menjadi negara yang terdepan dalam upaya pendanaan yang inovatif serta tercapainya netralitas karbon,” kata Norimasa Shimomura, UNDP Indonesia Resident Representative.

Peluncuran dilanjutkan dengan seminar Mewujudkan Implementasi ESG melalui Pembiayaan berkelanjutan pada Aksi Perubahan Iklim. Seminar dibagi menjadi dua sesi diskusi, yaitu membahas membahas lanskap impact investing dan peluang blended finance dalam upaya mendorong start-up berdampak, dan membahas implementasi perdagangan karbon di Indonesia.

Sesi diskusi pertama menghadirkan Endah Tri Kurniawaty, Direktur Penghimpunan dan Pengembangan Dana BPDLH, Muhammad Salman, Head of Venture Funds of Mandiri Capital Indonesia dan Romy Cahyadi, Chairperson, Indonesia Impact Alliance. Sedangkan pada diskusi sesi 2 dihadiri oleh Lufaldy Ernanda, Direktur Pengawasan Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon, Otoritas Jasa Keuangan. (Edi Triyono)

Tinggalkan komen