Bamus Betawi Periode 2019-2023 Resmi Dilantik
Jakartakita.com – Minggu (25/8) di Jakarta, Bamus Betawi melaksanakan pelantikan pengurus Bamus Betawi periode 2019-2023.
Dalam kesempatan ini, dalam rangka mewadahi keinginan masyarakat Betawi dalam menghadirkan ruh perjuangan masyarakat Betawi dalam mengisi kemerdekaan, Bamus Betawi Versi Masyarakat diresmikan dengan mengusung nilai-nilai perjuangan yang tidak ingin diembel-embeli kepentingan golongan tertentu saja.
Sekretaris Majlis Adat Betawi, KH Lutfi Hakim menuturkan, semangat mendirikan Bamus Betawi versi Masyarakat ini, sejatinya dilaksanakan jauh hari sebelumnya, namun baru kali ini baru bisa digelar.
“Hari ini, Bamus Betawi melaksanakan pelantikan Bamus periode 2019-2023. Kegiatan ini sedianya dilaksanakan pada tahun lalu, namun karena satu dan lain hal, baru bisa dilaksanakan pada saat ini. Pada dasarnya Bamus Betawi merupakan wadah perjuangan dan pergerakkan bagi seluruh ormas Betawi yang ada, untuk dapat meberdayakan masyarakat Betawi, melestarikan dan mengembangkan adat istiadat dan budaya terutama mengawal pelaksanaan Perda Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelestarian Kebudayaan Betawi yang sampai hari ini sejak Gubernur Anies Baswedan menjabat, belum juga disempurnakan dengan Pergub-Pergub sehingga belum optimal,” ungkap KH. Lutfi Hakim dalam keterangan pers, Jumat (30/8) lalu.
Sementara itu, Ketua Umum Bamus Betawi, H. Zainudin menyebutkan, ada semacam semangat atau dorongan yang kuat dari mayoritas masyarakat Betawi, untuk meluruskan gerak Bamus Betawi ke depan.
“Sebagai masyarakat adat ibukota dan putra asli daerah, orang Betawi merasa sangat berkepentingan untuk menjaga peradaban adat istiadat dan budaya orang Betawi. Ruh orang Betawi di situ. Kalau ruh peradaban ini hilang, maka kaum Betawi tidak akan seperti sekarang ini,” tegasnya.
“Oleh karena itu, kami berterima kasih kepada Gubernur sebelumnya yang telah meletakkan dasar yang kuat dan memenuhi orang Betawi untuk menjadikan orang Betawi sebagai putra asli daerah dan budayanya diakui sebagai ciri khas ibukota,” tambah pria yang akrab dipanggil H. Oding ini.
Namun demikian, lanjut dia, peraturan yang telah dibuat oleh Gubernur sebelumnya belum ditindak lanjuti oleh Gubernur yang sekarang, sehingga dirasakan belum optimal.
“Pergub turunannya belum diterbitkan. Oleh karena dari semangat itu, giroh semangat orang Betawi ini harus dihidupkan kembali. Peradabannya harus dihidupkan kembali, akar budayanya harus dihidupkan kembali. Semua ini menjadi kesadaran yang kuat di dalam tubuh masyarakat adat Betawi,” pungkasnya. (Fahrul Anwar)