10 Kebiasaan Buruk yang Harus Segera Diubah sebelum Usia 40 Tahun
Jakartakita.com – Semakin bertambahnya usia, banyak hal yang tidak bisa Anda lakukan sembarangan seperti saat usia Anda masih muda. Makin tua usia, ‘onderdil’ tubuh pun ikut menua. Tentu saja tidak bisa dipacu seheboh mungkin seperti saat masih muda.
Ada sebuah pepatah Barat yang populer yaitu “Life begins at forty”. Hidup yang sesungguhnya dimulai dari usia 40 tahun. Karena pada usia 40 biasanya, seseorang mencapai puncak karir dan sudah berkeluarga. Namun sayangnya puncak kebahagiaan seseorang pada usia 40 tahun tidak dibarengi dengan kondisi kesehatan yang prima.
Maka dari itu, sebelum usia Anda menginjak 40, ada baiknya Anda meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang bisa merugikan diri Anda, terutama faktor kesehatan. Jangan tunggu sampai terlambat, mumpung masih muda, ubahlah beberapa kebiasaan buruk ini Agar kondisi kesehatan Anda tetap prima saat Anda berada di puncak karir dan kebahagiaan bersama keluarga tercinta di usia 40 tahun ke atas.
Malas berolahraga
Jangan bangga kalau saat ini Anda bukan tipe yang mudah menggendut walau makan banyak dan malas berolahraga. Ingat seiring dengan bertambahnya usia, metabolism pun akan melambat. Jangan kaget kalau perut yang sekarang ramping jadi berlipat-lipat saat berusia 40 tahun. Badan Anda juga tidak sebugar sekarang. Nah, sebelum terlambat! Ayo jangan malas berolahraga! Dengan rutin berolahraga, kesehatan Anda akan terjaga.
Malas cek kesehatan
Meski Anda merasa sehat, tapi kondisi tubuh bisa berkata sebaliknya. Banyak penyakit kronis yang tidak bergejala dan baru menyebabkan keluhan saat penyakitnya sudah berat.
Lakukan pemeriksan kesehatan secara berkala, misalnya mengukur tekanan darah atau kadar gula darah. Terlebih jika ada riwayat penyakit dalam keluarga, atau gaya hidup Anda tidak sehat.
Tak bisa jauh dari gadget
Kehadiran gadget memang membantu hidup kita menjadi lebih praktis, tapi terlalu tergantung pada peralatan komunikasi canggih itu bisa meningkatkan risiko penyakit. Menurut penelitian, sinar biru dari gadget bukan cuma mengganggu irama sirkadian tubuh, tapi juga membuat kualitas tidur berkurang. Menghabiskan banyak waktu dengan gadget juga membuat kita jarang bergerak dan tentu saja quality time dengan orang-orang terkasih akan berkurang.
Mumpung masih muda! Ayo belajar untuk tidak selalu memegang gadget! Bermainlah dengan anak-anak Anda selagi mereka masih kecil, karena setelah besar nanti mungkin Anda akan kesulitan berkomunikasi dengan mereka!
Sering begadang
Memiliki tidur yang berkualitas sangat penting untuk tubuh yang sehat. Kurang tidur menjadi faktor penyebab depresi dan mempercepat penuaan.
Menganggap remeh makan
Kesibukan seringkali membuat orang menganggap remeh waktu makan. Dengan alasan sibuk orang seringkali melewatkan waktu makan atau malah tidak makan sama sekali. Hati-hati, keseringan melewatkan waktu makan bisa berakibat buruk bagi tubuh Anda. Penyakit paling ringan adalah mag atau gangguan lambung yang kalau tidak segera diatasi juga bisa berakibat pada kematian.
Mengabaikan gejala penyakit
Berat badan turun tanpa sebab, ada darah dalam tinja, atau kelelahan? Saat tubuh memberikan sinyal ada sesuatu yang salah, perhatikan. Mengenali gejala penyakit sedini mungkin bisa membuat penyakitnya ditangani sebelum terlanjar parah.
Merokok
Bahaya merokok sebenarnya tak perlu diingatkan lagi. Berhenti merokok sebelum Anda menginjak usia 40 tahun sebenarnya bisa menurunkan risiko kematian akibat penyakit yang disebabkan oleh rokok sampai 90 persen.
Terlalu banyak mengasup garam
Hampir semua jenis makanan mengandung sodium tinggi, mulai dari sup, keju, daging olahan, saus, dan masih banyak lagi. Batasilah asupan makanan yang mengandung garam tinggi karena ini bisa menghindarkan kita dari penyakit jantung dan stroke.
Malas minum air
Air akan menutrisi setiap sel dan organ dalam tubuh, termasuk kulit. Dengan banyak minum air, penuaan kulit dini dapat dihindari.
Senang minuman manis
Kesukaan Anda mengonsumsi minuman manis bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti kegemukan, resistensi insulin, dan diabetes.