Jakartakita.com – Pencak silat merupakan warisan kepribadian budaya bangsa yang mengandung banyak unsur pembelajaran yang baik untuk mencetak genarasi penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani. Saat ini pencak silat bukan saja dipelajari oleh bangsa Indonesia saja tapi sudah sampai ke belahan bumi lain seperti dataran Eropa dan Amerika. Terlepas dari bentuk dan jenisnya yang jelas manfaat dari ilmu bela diri ini adalah gerak dan tindakan seseorang menjadi mantap dan percaya diri.
Percaya atau tidak? Pencak silat adalah salah satu sarana yang bisa digunakan untuk melatih kepercayaan diri dan kecerdasan anak secara menyeluruh, bukan hanya fisik tapi juga mental bahkan spiritual. Makanya tak heran, kini banyak para orang tua yang ingin memasukkan anak-anak mereka ke tempat kursus silat sejak dini.
Tidak ada aturan pasti mengenai usia yang tepat untuk belajar silat, namun guru silat dan aktor laga Cecep Arif Rahman berpendapat anak sudah bisa mulai berlatih silat pada umur tiga tahun.
Kepada Tempo, pesilat yang muncul dalam film “Star Wars: The Force Awakens” itu menjelaskan bahwa ada tahapan yang harus dilewati sebelum belajar bela diri. Pada usia tiga sampai enam tahun, menurut dia, anak-anak dilatih melakukan gerakan bebas, yang penting mereka terbiasa bergerak secara aman.
Ketika menginjak enam tahun, ia melanjutkan, anak bisa mulai diajari menghafal gerakan silat, namun belum dilatih menggunakannya untuk bela diri. “Takut dipakai untuk menyakiti orang,” katanya.
“Umur 16 tahun ke atas, kalau sudah stabil, baru diajari bela diri,” kata Cecep, yang menjadi instruktur silat Panglipur di sebuah klub kebugaran Jakarta. Pria yang aktif mengajar silat di Garut dan Jakarta itu menegaskan bahwa pencak silat adalah seni bela diri yang bebas namun aman. Dia mencontohkan, tidak ada larangan untuk menggigit lawan dalam silat.
Meski demikian, pencak silat tidak boleh dipakai untuk tujuan mematikan hanya untuk melumpuhkan lawan saat membela diri.