Menperin Ajak Pengusaha Belgia Bekerjasama dalam Kunjungan Putri Astrid
Jakartakita.com – Guna menopang pengembangan industri pengolahan, Indonesia mengajak pemerintah negara lain dan perusahaan global bekerja sama dalam investasi industri dan pendirian pusat penelitian serta pengembangan (R&D).
Menteri Perindustrian Saleh Husin mengatakan hal itu saat bertemu dengan Putri Astrid dari Belgia, yang tengah melakukan kunjungan ke Indonesia, di Jakarta, Senin (14/3/2016). Kunjungan dilakukan dalam rangka misi ekonomi Belgia ke Indonesia bertajuk “Belgium-Indonesia Technology Partnership”.
“Peluang para pengusaha Belgia untuk bekerjasama di Indonesia sangat menjanjikan termasuk pada sektor investasi industri, inovasi dan penelitian dan pengembangan teknologi industri, selain kemitraan di sektor perdagangan,” kata Menperin, melalui siaran pers.
Menperin juga menyebut langkah itu mendukung upaya peningkatan nilai tambah produktivitas, daya saing, menghemat devisa, memperkecil impor dan menyerap tenaga kerja.
Adapun Federal Secretary of State for Foreign Trade of Belgium, Pieter De Crem mengungkapkan, pihaknya telah menggandeng beberapa kalangan di Indonesia untuk bekerja sama. “Dalam minggu ini, kami akan menandatangani 20 nota kesepahaman (MoU) dengan korporasi dan universitas-universitas di Indonesia,” kata De Crem.
Salah satu perusahaan asal Begia yang telah mendirikan pabrik adalah PT Eternit Gresik di Kawasan Industri Surya Cipta, Karawang, Jawa Barat. Beroperasi sejak November 2015, pabrik ini turut meningkatkan kerja industri fiber semen nasional dan mendukung program pemerintah di bidang pembangunan konstruksi dan properti.
Pabrik memproduksi papan semen berserat rata kapasitas produksi 22 juta meter persegi. “Aplikasinya antara lain untuk plafon, partisi, dan juga dinding luar. Investasi kami mencapai Rp 1 triliun,” kata Presiden Direktur Eternit Gresik, Wim Messiaen yang turut hadir dalam pertemuan khusus antara Putri Astrid, Menperin Saleh Husin, dan para pengusaha Belgia.
Pertemuan juga diikuti Duta Besar Belgia untuk Indonesia, Patrick Herman, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional Achmad Sigit Dwiwahjono, dan Ketua KADIN Rosan P Roeslani.