Jakartakita.com – Lembaga riset, Knight Frank Indonesia baru saja merilis The Wealth Report 2015 di All Seasons, Jakarta, Rabu (18/3/2015). Dalam hasil survey tersebut, Knight Frank menyebutkan kalau sepanjang 2014, populasi kalangan yang masuk kategori sangat tajir di Indonesia tercatat mencapai 866 orang. Dari total jumlah ini, yang masuk kategori ultra high net worth individuals (UHNWI) dengan kekayaan lebih dari 30 juta dollar AS sebanyak 650 orang.
Sementara populasi yang masuk kategori centa millionaires atau aset lebih dari 100 juta dollar AS menembus angka 192 orang. Sedangkan miliarder atau mereka yang punya kekayaan lebih dari 1 miliar dollar AS berjumlah 24 orang.
Kekayaan bersih mereka dihitung berdasarkan aset tak bergerak, seperti properti macam vila, hotel, pergudangan, kondotel, dan aset bergerak. Aset yang dihitung tidak termasuk rumah pribadi yang didiami. Padahal biasanya rumah yang mereka diami sangat megah lengkap dengan deretan mobil mewah yang terparkir di bagasi. Kalangan ini biasanya punya punya properti juga di luar negeri macam Singapura, Australia, Inggris dan Amerika Serikat.
Menurut Head of Research Knight Frank Asia Pacific, Nicholas Holt, dalam satu dekade yang akan datang atau tahun 2024, jumlah orang super tajir di Indonesia,akan berlipat ganda sebesar 138,9 persen menjadi 2.002 orang. Terbagi atas UHNWI sebanyak 1.057 orang, centa millionaires 441 orang, dan miliarder 54 orang.
Lebih jauh Holt menjelaskan kalangan super tajir di Indonesia ini merupakan bagian dari orang paling kaya di dunia yang setiap harinya bertambah 15 orang sepanjang 2014. Pertumbuhan ini akan berlanjut pada dekade selanjutnya dengan jumlah populasi global.
Pada tahun 2014 di seluruh dunia, Asia menunjukkan pertumbuhan populasi super tajir tertinggi dibandingkan dengan kawasan lainnya. Kelompok super tajir di Asia bahkan memiliki aset bersih sekitar 5,9 triliun dollar AS atau 7 persen lebih banyak dari Amerika Utara dengan 5,5 triliun dollar AS. Dengan kekayaan sebesar 6,4 triliun, orang-orang paling tajir di Eropa telah mengendalikan nilai kekayaan terbesar dunia.