Jakartakita.com – Dalam rangkaian peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) ke-533, Komunitas Peduli Ciliwung (KPC) dan Pemerintah Kota Bogor kembali menggelar Lomba Mulung Sampah Ciliwung, Sabtu, 30 Mei 2015. Lomba tahun ini memasuki pelaksanaan ke-7 sejak digelar pertama tahun 2009. Ditargetkan 3.000 warga turun ke sungai dan mengangkat 3000 karung sampah Ciliwung.
Selama enam kali penyelenggaraan lomba mulung, ribuan warga Kota Bogor telah mengangkat sampah sebanyak 11.435 karung ukuran 25-50 Kg. Pada penyelenggaraan tahun 2014 kemarin, 1987 warga mengangkat 2089 karung berisi sampah anorganik dari Ciliwung.
“Grafik jumlah sampah, partisipan warga kelurahan, maupun panitia dan juri menunjukkan dinamika dari tahun ke tahun. Jumlah karung sampah yang terkumpul trennya menurun sejak 2012 meski partisipasi warga meningkat. Ini menunjukkan ada perubahan volume sampah dan tingkat kesadaran warga,” jelas Muhammad Muslich, Koordinator Lomba tahun ini, seperti dikutip siaran pers Rabu (27/5/2015).
KPC Bogor secara perlahan namun konsisten terus berupaya menumbuhkan kepedulian masyarakat terhadap Sungai Ciliwung. Meskipun belum diikuti oleh seluruh warga yang berada di bantaran Ciliwung, kompetisi ini telah menjadi momentum penting bagi Kota Bogor dan diharapkan dapat terus mendapatkan perhatian masyarakat luas.
Muslich juga menambahkan Lomba Mulung Sampah Ciliwung ke-5 yang dilaksanakan pada tahun 2013 telah tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai kegiatan lomba mulung sampah sungai dengan jumlah peserta terbanyak.
Pemerintah Kota Bogor mendukung penuh kegiatan lomba mulung ini. Walikota Bima Arya Sugiarto menekankan komitmen pembangunan Bogor kedepan, Bogor harus menjadi kota yang ramah lingkungan, menjadi model pembangunan yang melibatkan komunitas dan warga. Selain itu juga menekankan perubahan tidak hanya fisik, tetapi juga perubahan perilaku warganya.
“Saya ingin bersama-sama komunitas, bersama warga kita mengeroyok DAS Ciliwung ini. Tidak saja untuk meringankan beban warga Jakarta, tetapi faktor kesehatan dan keselamatan warga sekitar bantaran dan juga faktor keindahan kota,” ungkap Bima Arya pada lomba mulung tahun lalu.
Sungai Ciliwung merupakan sungai yang mengalir dengan panjang kurang lebih 120 kilometer. Sungai ini dibentuk dari penyatuan aliran puluhan sungai kecil di Kawasan Taman Nasional Gede Pangrango, Jawa Barat. Ciliwung mempunyai peran yang sangat penting dalam sebuah ekosistem DAS untuk menopang kehidupan masyarakat, baik di hulu maupun hilir.
Lomba Mulung Sampah merupakan kegiatan positif yang sangat unik, berbeda, dan merupakan yang pertama dalam sejarah Kota Bogor. Warga secara serentak, dalam waktu yang sama, melakukan upaya perbaikan terhadap kondisi di sepanjang aliran Ciliwung yang penuh dengan sampah. Lomba Mulung Sampah Ciliwung antar kelurahan pada akhirnya menyediakan ruang bagi semangat kebersamaan dan gotong royong antar warga untuk memberi dampak positif bagi lingkungan hidup dan budaya bersih. Semangat inilah yang mendorong kegiatan lomba ini menjadi agenda tahunan di Kota Bogor dan sejak tahun 2012 resmi menjadi agenda Pemerintah Kota Bogor sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Jadi Bogor.
Sesuai dengan tema “Hayu Urang Koroyok Runtah Ciliwung”, diharapkan warga tergugah tak membuang sampah ke Sungai Ciliwung dan memperhatikan kebersihan lingkungan serta untuk menumbuhkan budaya gotong royong dan ajang silahturahmi antar warga.
Lomba Mulung Sampah Ciliwung memperebutkan Piala Bergilir Ciliwung Bersih dari Wali Kota Bogor dan sejumlah hadiah menarik lainnya dari Komunitas Peduli Ciliwung dan lembaga pendukung.
Kriteria penilaian dalam lomba ini adalah jumlah peserta yang ikut berpartisipasi, jumlah karung yang dikumpulkan dan kreativitas warga selama lomba. Dari penilaian tersebut setiap kelurahan mendapatkan poin yang kemudian dijumlah. Ada 13 Kelurahan yang ikut serta, yaitu: Kelurahan Katulampa, Kelurahan Tajur, Kelurahan Sindang Rasa, Kelurahan Babakan Pasar, Kelurahan Baranangsiang, Kelurahan Sempur, Kelurahan Bantarjati, Kelurahan Kedung Badak, Kelurahan Cibuluh, Kelurahan Kedung Halang, Kelurahan Sukaresmi, Kelurahan Tanah Sareal dan Kelurahan Sukasari.