Mohammad Husni Thamrin, Putra Betawi Kebanggaan Indonesia

foto: istimewa

Jakartakita.com – “Anak Betawi ketinggalan zaman katenye. Anak Betawi gak berbudaye katenye…”

Anda tentu familiar dengan petikan lirik soundtrack sinetron jadul “Si Doel Anak Sekolahan” di atas. Yah, stereotipe yang berkembang di masyarakat tentang penduduk asli Jakarta alias orang Betawi memang digambarkan sedemikian buruk. Tentu saja tidak semua benar, toh sejak dahulu banyak sekali tokoh Betawi terpelajar yang mengharumkan nama Indonesia, sebut saja Mohammad Husni Thamrin atau yang akrab dipanggil MH Thamrin.

 MH Thamrin dilahirkan di Sawah Besar, Betawi, 16 Februari 1894. Ia berasal dari keluarga berada. Kakeknya, orang Inggris, pemilik hotel di bilangan Petojo, yang menikah dengan perempuan Betawi, Noeraini. Ayahnya, Thamrin Mohamad Thabrie, pernah menjadi Wedana Batavia tahun 1908, jabatan tertinggi nomor dua yang terbuka bagi warga pribumi setelah bupati.

Dia masuk sekolah Belanda, fasih berbahasa ini, mampu berdebat dengan baik. Memulai karier sebagai pegawai magang di Residen Batavia dan pegawai klerk di perusahaan pelayaran KPM. MH Thamrin lalu duduk di Dewan Kota (Gemeenteraad, 1919-1941) lalu di Dewan Rakyat (Volksraad, 1927-1941).

Dia dikenal sebagai salah tokoh Betawi (dari organisasi Kaoem Betawi) yang pertama kali menjadi anggota Volksraad atau Dewan Perwakilan Rakyat, mewakili kelompok Inlanders. Sejak 1935 ia menjadi anggota Volksraad melalui Parindra.

Dia juga salah satu tokoh penting dalam dunia sepakbola Indonesia, karena menyumbangkan dana sebesar 2000 Gulden pada tahun 1932 untuk mendirikan lapangan sepakbola khusus untuk rakyat Hindia Belanda (Indonesia) pribumi yang pertama kali di daerah Petojo, Batavia (Jakarta).

MH Thamrin dikenal sebagai orator yang ulung. Hampir ‘sebelas-dua belas’ dengan Soekarno. Makanya tak heran kalau namanya sering disandingkan dengan tokoh proklamator sekaligus presiden pertama Indonesia Ir. Soekarno.

Kematiannya penuh dengan intrik politik yang kontroversial. Tiga hari sebelum kematiannya, ia ditahan tanpa alasan jelas. Menurut laporan resmi, Thamrin dinyatakan bunuh diri namun ada dugaan ia dibunuh oleh petugas penjara. Jenazahnya dimakamkan di TPU Karet Bivak, Jakarta. Di saat pemakamannya, lebih dari 10.000 pelayat mengantarnya yang kemudian berdemonstrasi menuntut penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan dari Belanda.

Karena jasa-jasanya, nama MH Thamrin pun diabadikan menjadi nama jalan utama di Jakarta. Begitupun patungnya ‘mejeng; di kawasan Silang Monas, Jakarta Pusat.

Rencananya, tepat pada tanggal 17 Agustus besok. Rombongan Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat bakal berziarah ke makam putra Betawi kebanggaan Indonesia ini, MH Thamrin.

BetawiMuhammad Husni Thamrin
Comments (0)
Add Comment