Pembangunan Infrastruktur Dongrak Potensi Pasar Properti 2016

foto : dok. Indonesia Property Watch

Riset yang dilakukan Indonesia Property Watch memperlihatkan nilai penjualan di triwulan IV/2015 di wilayah Bodetabek-Banten menunjukkan kenaikan pertumbuhan penjualan sebesar 16,6% (qtq) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, menjadi sebesar Rp 1.194.680.621.115.

Meskipun demikian secara tahunan, angka penjualan ini masih lebih rendah -10,87% dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu.

Meskipun diakui, pertumbuhan ini belum dapat dipastikan sebagai pola yang berlanjut, namun paling tidak merupakan sinyal positif untuk pasar perumahan, dibandingkan dengan tren menurun yang terjadi di dua triwulan sebelumnya.

Selain itu, prediksi yang dilakukan oleh Indonesia Property Watch dengan analisis terhadap wilayah yang cukup berpotensi yakni di wilayah Bekasi, terbukti naiknya tingkat penjualan di wilayah ini yang cukup signifikan, yakni mencapai 72,01% dibandingkan triwulan sebelumnya. Bahkan, Bogor hanya tumbuh 15,44%, dan penurunan terjadi di wilayah Tangerang sebesar -8,52%.

Adapun wilayah-wilayah penyangga Jakarta termasuk Bekasi, Bogor, Depok diperkirakan akan memberikan kontribusi positif di tengah kenaikan harga yang sudah tinggi di wilayah Jakarta dan Tangerang. Selain itu koneksi dengan mass transportation nantinya seperti MRT dan LRT akan membuat wilayah-wilayah yang terhubung akan memiliki nilai tambah.

Sementara itu, segmen menengah menguat dengan komposisi penjualan terbesar di segmen ini di kisaran harga Rp500 juta – Rp1 miliar sebesar 48,9%, diikuti oleh segmen menengah-bawah 26,8%. Bahkan di segmen menengah-atas meskipun mempunyai komposisi hanya 24,4% namun terjadi pertumbuhan 21% dibandingkan triwulan sebelumnya.

Memasuki tahun 2016, peran pembangunan infrastruktur memegang peranan penting dalam ikut mendongrak potensi pasar properti yang ada. Pembangunan yang terjadi di luar Jawa dengan penambahan infrastruktur baru jaringan jalan tol, kereta api, jembatan, fly over, dan lainnya. Sejumlah kota di Indonesia Timur, khususnya Manado dan Makassar menjadi dua kota dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi. Meskipun demikian, permintaan properti disana masih belum terlalu terlihat meskipun potensi sangat besar.

Beralih ke wilayah Barat, Pulau Batam seharusnya dapat lebih menunjukkan peningkatan properti ke depannya. Beberapa kota di Sumatera pun mulai bertumbuh meskipun belum dapat dikatakan tren murni karena masih diwarnai permintaan semu.

Selain itu potensi arus investasi asing diperkirakan masih akan mengincar wilayah-wilayah industri seperti Cikarang dan Karawang sepanjang tahun 2016, dengan potensi permintaan perumahan ataupun apartemen untuk disewakan bagi para ekspatriat disana.

Penulis : Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch – Ali Tranghanda

 

agensi riset marketing ALVARAAli TranghandaIndonesia Property Watchinfrastrukturpasar propertiriset
Comments (0)
Add Comment