Universitas Pertamina Gelar Dies Natalis ke-2

Arcandra Beberkan Beberapa Kendala Pengembangan Energi Baru Terbarukan di Indonesia
foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com – Merayakan dua tahun berdirinya, Universitas Pertamina menggelar Dies Natalis ke-2 di Aula Mawar, Gedung Persatuan Wanita Patra, Simprug, Jakarta Selatan, Kamis (01/2/2018).

Turut hadir dalam acara ini, Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar yang memberikan sambutan tentang pembangunan sumber daya manusia di sektor energy dan pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT).

Menurut Arcandra, pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia masih terkendala masalah pendanaan walaupun potensinya sangat melimpah.

Arcandra juga menegaskan, Univeristas Pertamina nantinya akan dijadikan laboratorium terbesar di Indonesia khususnya untuk sektor energi.

“Diharapkan mahasiswa/i dapat memberikan kontribusi dalam mengatasi permasalahan energi di Indonesia. Targetnya lahirkan anak bangsa yang memiliki ide teknologi baru,” katanya.

Lebih lanjut, Arcandra juga memaparkan beberapa kendala terkait pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia.

“Pertama, lahan yang diperuntukkan bagi pengembangan PLTS di negara-negara Timur Tengah itu free. Sedangkan di Indonesia, tidak ada yang gratis.

Kedua, kualitas matahari di negara-negara Timur Tengah berkisar 24%. Sedang di Indonesia belum sampai 24%. Ketiga, pengembangan PLTS di negara-negara Timteng dibebaskan pajak. Sedang di Indonesia masih dikenakan pajak. Keempat, PLTS di negara-negara Arab dalam skala besar, sekitar 200 Mega Watt (MW). Sedangkan di Indonesia, skala PLTS nya masih kecil. Kelima, pick loud di negara-negara Arab pada siang hari. Kita di malam hari,” papar Arcandra, seraya menambahkan interest rate di negara-negara Arab dibawah 2%.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Pertamina, Akhmaloka mengungkapkan, bahwa saat ini pihaknya sedang mengembangkan penelitian sel surya atau sel fotovoltaik yaitu alat yang mengubah energi cahaya menjadi energi listrik dengan menggunakan efek fotoelektrik. Selain itu, juga sedang dikembangkan fuel cell, hydro dan angin. Program penelitian ini telah dilakukan sejak paruh kedua tahun 2016.

Adapun dalam hal kegiatan pengabdian masyarakat sebagai salah satu komponen utama dalam kegiatan universitas, juga diarahkan untuk proyek pengembangan EBT.

“Pihak universitas menggandeng kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan untuk proyek pengembangan EBT,” jelas mantan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) ini.

Sementara itu, untuk bidang pendidikan, jelas Akhmaloka, selain menyelenggarakan kegiatan reguler, pihaknya juga membuka program pertukaran mahasiswa dan program double degree dengan berbagai instansi pendidikan tinggi lainnya.

Selain itu, tambahnya, kurikulum dan proses pembelajaran di Universitas Pertamina dirancang untuk menanamkan kemampuan berpikir secara kritis dan menyelesaikan masalah kompleks melalui tugas dan proyek terkait dengan teknologi dan bisnis energi.

Akhmaloka juga mengemukakan, bahwa lulusan terbaik lembaga pendidikan tinggi yang diasuhnya, kelak ‘diprioritaskan’ untuk bisa berkiprah membesarkan Pertamina.

“Tentu dengan berbagai persyaratan dan pertimbangan yang akan ditentukan dikemudian hari,” pungkasnya.  (Edi Triyono)

 

Arcandra TaharCorporate Social Responsibility (CSR)Dies NatalisEnergi Baru Terbarukan (EBT)Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)Universitas PertaminaWakil Menteri ESDM
Comments (0)
Add Comment