Hal ini tercermin dari hasil survei yang RedDoorz lakukan di Indonesia, terdapat 65% responden yang menyatakan “kebersihan” adalah faktor paling penting ketika mereka akan melakukan pemesanan hotel di beberapa bulan mendatang.
“Kami ingin memberikan tanggung jawab dan perhatian lebih sebagai pemimpin pasar di industri ini. Wisatawan Indonesia memberikan kepercayaan yang besar kepada upaya kami, sehingga RedDoorz menjadi merek hotel yang tetap menjadi pilihan utama meskipun di masa krisis, berdasarkan hasil riset dari YouGov BrandIndex. Hal ini semakin menguatkan posisi RedDoorz sebagai pemimpin di industri perhotelan dan pariwisata,” jelas Adil.
Ditambahkan, properti yang mengikuti program ini menjalani dua tahap audit secara komprehensif dari RedDoorz dan IAKMI, sebelum mendapatkan sertifikasi “HygienePass”.
Audit pertama dilakukan melalui teknologi digital yang khusus dikembangkan RedDoorz untuk “HygienePass”, yang memungkinkan elemen kunci dari proses audit dan sertifikasi diimplementasikan secara digital, mengingat pembatasan mobilitas dilakukan di seluruh Asia Tenggara.
IAKMI kemudian secara independen melakukan penelusuran terhadap setiap bangunan hotel sebelum memberikan sertifikasi “HygienePass”.
“HygienePass” juga terbuka bagi hotel di luar RedDoorz yang ingin mendapatkan sertifikasi untuk meningkatkan standar kebersihan dan sanitasi hotelnya.
Seiring dengan dibukanya kegiatan ekonomi di Indonesia, permintaan akan perjalanan domestik semakin meningkat, terlihat dari upaya masyarakat yang mulai merencanakan perjalanan di masa datang.
Berdasarkan Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI), okupansi hotel meningkat sebesar 30% di akhir minggu, yang mana masyarakat mulai bepergian dan melakukan “staycations”, yang juga didorong oleh pemerintah.
Dengan semakin dibukanya akses untuk bepergian, hotel perlu untuk meningkatkan pelayanan berbasis kesehatan dan keamanan, dikarenakan masyarakat masih cemas akan potensi tertular COVID-19 ketika bepergian.