Jakartakita.com – Komisi IV DPR RI mendukung program Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) Kementerian Pertanian (Kementan).
Melalui program ini, Kementan membentuk Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) agar terbangun penanganan pascapanen hasil pertanian yang baik dengan sistem pengelolaan yang terstruktur.
SP3T bertujuan untuk memberikan fasilitas pasca panen bagi kelompok tani supaya harga jual petani saat panen pada posisi tinggi sehingga petani dapat menikmati keuntungan.
“Hari ini saat yang tepat bagi rakyat untuk menyampaikan apa yang menjadi kendala selama ini, kami ingin yang sejahtera bukan hanya pemilik sawah saja tapi semua petani sampai dengan buruh taninya. SP3T di Banten ini berjalan bagus dan harus direplikasi di wilayah lain,” jelas Wakil Ketua Komisi IV DPR, Hasan Aminuddin saat mengunjungi salah satu SP3T di Banten bersama Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, Rabu (12/8/2020).
Dalam kunjungan ini dilakukan pemberian bantuan simbolis kepada para petani tepatnya di Desa Singarajan, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang yakni bantuan benih padi, benih jagung, bibit kopi, bibit kelapa, power thresher, dan KUR Kostraling.
Hasan menuturkan, maksud kunjungannya untuk memonitor progres bantuan yang diberikan pemerintah dan menampung keluh kesah petani.
Terkait keluhan petani akan kelangkaan pupuk, ia berpendapat gagagasannya untuk menghilangkan subsidi pupuk diganti menjadi subsidi harga.
“Saya kira kita perlu berpikir ulang untuk mengkaji pupuk subsidi ini, apakah masih efektif jika setiap kali petani masih mengeluh pupuk langka,” ujarnya.
Selain itu, Hasan juga menyebutkan perlunya pelatihan bagi petani sebagai langkah upaya meningkatkan SDM.
“Semakin terbatasnya petani maka harus diimbangi dengan banyak program pelatihan,” ucapnya.
Senada dengan hal tersebut, anggota Komisi IV DPR RI, Nuraini menginginkan pemerintah lebih mengembangkan pertanian di Provinsi Banten, khususnya Kabupaten Serang, karena potensi di wilayah tersebut masih cukup luas.
“Potensi lahan pertanian di Banten cukup luas, kami apresiasi pemerintah fokus mendorong peningkatan produksi di sini,” ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menjelaskan, SP3T lahir untuk membantu petani padi dapat menikmati hasil panennya secara maksimal. Sebab, selama ini petani padi banyak yang tidak menikmati hasil panennya secara maksimal karena banyak dijual dalam bentuk gabah kering panen, bahkan ada yang dijual secara tebasan ketika gabah masih ada di lahan.
Sebagai solusinya, Kementan dibawah arahan Mentan, Syahrul Yasin Limpo menginisiasi dengan memberikan bantuan alsintan seperti combine harvester, vertical dryer, RMU, dan mesin packing untuk UPJA (unit pengelola jasa alat mesin pertanian,- Red),” jelasnya.
Suwandi berharap, melalui bantuan tersebut tidak ada lagi cerita gabah rusak ketika musim hujan karena tidak ada mesin pengering atau harga jatuh karena panen raya.
Bahkan, dengan adanya paket sarana ini lembaga tani bisa memproduksi beras kemasan dengan label yang khas.
“Mereka dapat menyesuaikan dengan kearifan lokal setempat yang tentunya akan memberikan nilai plus bagi produk yang dipasarkan,” cetusnya.
Lebih lanjut Suwandi mengungkapkan, saat ini strategi Kementan menjaga kestabilan harga komoditas pangan salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan program Kostraling melalui pendekatan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kostraling merupakan program yang diinisiasi Mentan SYL untuk menjaga harga beras tetap stabil, dan SP3T ini salah satu contoh kostraling yang akan diberdayakan.
“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, kami meminta agar Kepala Distan Provinsi dan Kabupaten mendampingi Kostraling penggilingan untuk akses KUR sehingga mampu menyerap gabah petani. Lalu, Kostraling dapat segera bermitra dengan pasar daring, marketplace, startup, atau pasar elektronik untuk memperlancar distribusi beras. Distribusi itu pun termasuk untuk beras medium, premium, dan beras khusus agar lancar dan efisien, sehingga mudah diakses masyarakat,” tutur Suwandi.
Di tempat sama, Ketua Gapoktan Harapan Makmur, Hamid menuturkan, kelompoknya mendapat bantuan SP3T pada tahun 2018. Alhasil, berkat bantuan Kementan kegiatan pertanian tidak hanya memproduksi gabah, namun juga hingga beras dan dalam bentuk kemasan.
“Kami sangat senang sekali bisa dikunjungi oleh Pak Dirjen Tanaman Pangan dan para anggota DPR, sebagai bentuk tanggungjawab kami atas bantuan Kementan, ini semua alat kami display di sini biar bisa dilihat bahwa alat tersebut berfungsi dengan baik dan kita gunakan sehari-hari untuk memproduksi beras sampai sudah jadi kemasan,” bebernya.
Selain itu, lanjut Hamid, dengan adanya bantuan ini petani tidak lagi terkendala musim. Meskipun hujan, petani tetep bisa beroperasi dan paling kendalanya hanya di perawatan yang harus ekstra sehingga beberapa alat ini ada yang perlu dimodifikasi supaya lebih optimal.
“Selama ini berasnya dikemas dengan merk Jaseng dan sudah dipasarkan ke beberapa wilayah area Banten sekitarnya. Sebenarnya ini bukan hanya produk Gapoktan kami saja, namun gabungan lewat KPPBM Beras Jaseng, dan sekarang kami malah diminta ikut memasok untuk kebutuhan Dinsos dan BNPT selama pandemi Covid 19 ini,” ujarnya.
Hamid menambahkan, dengan bantuan ini, Gapoktan Harapan Makmur berkomitmen menyerap gabah petani dengan harga layak.
Saat ini, harga gabah yang dibeli sekitar Rp 4.700 hingga 4.800/kg. Untuk bulan ini, mengambil di wilayah Selatan karena di petani sekitar sini sudah selesai panen. Untuk harga jual beras bisa sekitar Rp. 9.500 -10.000/kg.
“Selanjutnya kami ingin usaha ini bisa ekspansi diperluas supaya bisa memberikan banak manfaat bagi anggota Gapoktan ini,” pungkas Hamid. (Edi Triyono)