Lebih dari Separuh Pengguna Smartphone di Indonesia Unduh Aplikasi Baru Setiap Bulannya
Jakartakita.com – Semakin meningkatnya jumlah pengguna smartphone serta perangkat gerak lainnya, turut berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan masyarakat Indonesia akan aplikasi mobile. Bahkan di kalangan muda-mudi, aplikasi mobile mulai dirasa lebih familiar atau lebih diminati dibandingkan dengan penggunaan web browser.
Mobile Apps Market Study Indonesia yang merupakan studi terbaru Baidu, yang dilaksanakan oleh lembaga riset independen terkemuka GfK Indonesia ini memperlihatkan bahwa penggunaan aplikasi mobile di kalangan pengguna perangkat bergerak ternyata memang lebih tinggi (97%) dibandingkan dengan penetrasi browser (76%). Mereka biasanya meluangkan waktu 60 menit per hari untuk berinteraksi dengan aplikasi mobile.
“Aplikasi Mobile telah menjadi warna tersendiri dalam mendorong pertumbuhan bisnis di industri kreatif berbasis teknologi informasi. Dengan menggelar temuan-temuan baru tentang perilaku serta minat pasar Indonesia terhadap aplikasi mobile, Baidu sebagai perusahaan pengembang teknologi terkemuka dunia berkomitmen untuk kian menguatkan pemahaman para stakeholders industri ini tentang semakin pentingnya keberadaan aplikasi mobile dalam mendukung produktivitas dan gaya hidup masyarakat masa kini, sekaligus turut mendorong semakin tumbuhnya bisnis pengembangan aplikasi, khususnya di Indonesia” ujar Bao Jianlei, Managing Director Baidu Indonesia.
Survei Baidu yang dilakukan bersama lembaga riset GfK Indonesia menyatakan bahwa aplikasi mobile menawarkan pendapatan yang semakin menjajikan dari tahun ke tahun. Di tahun 2013, pendapatan yang dihasilkan dari aplikasi mobile di Indonesia mencapai USD62,1 juta, dan pada 2015 mencapai USD118,2 juta. Diperkirakan di tahun 2016 akan mencapai USD142,1 juta.
Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa aplikasi mobile merupakan tempat yang tepat untuk menjaring lebih banyak konsumen bagi para pengiklan, dan terlebih pengguna aplikasi mobile ini dimudahkan oleh kehadiaran smartphone itu sendiri. (Daniel Weldy)