Take a fresh look at your lifestyle.

35 Ribu Pegawai PLN Bakal Mogok Nasional

0 2,488
foto : jakartakita.com/edi triyono

Jakartakita.com  – Ketua Umum Serikat Pekerja (SP) Perusahaan Listrik Negara (PLN), Jumadis Abda mengungkapkan, sebanyak 35 ribu pegawai PLN siap melakukan aksi mogok nasional.

Aksi mogok akan dilakukan selama 7 hari berturut – turut, jika Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak turun tangan mengatasi kondisi PLN yang belakangan ini semakin memburuk, yakni kerugian yang mencapai Rp18.48 triliun dan tersangkut korupsi proyek PLTU Riau-1.

“Bila tidak ada tindak lanjutnya dalam waktu dua bulan ke depan. Maka kami, pegawai PLN yang tergabung dalam Serikat Pekerja PLN yang terdiri dari 49 DPD SP PLN seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dengan 35 ribu anggotanya, terpaksa istirahat dulu dari pekerjaan rutinnya. Kami akan menggunakan hak kami yang dilindungi Undang Undang untuk melakukan mogok kerja selama 7 hari,” tegas Jumadis Abda di Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Ditambahkan, dalam aksi mogok nasional nanti, pegawai PLN akan datang ke kantor atau pembangkit listrik. Namun pegawai PLN tidak akan bekerja.

Tidak bekerja juga akan dilakukan pegawai PLN dibagian pembangkit. Sehingga dalam aksi nanti, bisa saja PLN tidak akan beroperasi atau terjadi pemadaman.

Related Posts
1 daripada 5,119

Meski demikian, SP PLN berharap aksi demo tidak terjadi sehingga tidak akan merugikan rakyat lainnya.

“Tapi kami berharap tidak terjadi mogok kerja. Karena nanti yang dirugikan rakyat. Makanya kami berharap, Presiden turun tangan. Sehingga PLN kondisinya bisa sehat kembali,” tuturnya.

Terkait kondisi PLN yang memburuk, jelas Jumadis, sebenarnya telah diprediksi sejak lama. Apalagi diakhir 2017 yang lalu, Menteri Keuangan sudah menyampaikan bahwa kondisi keuangan PLN sangat mengkhawatirkan dan bisa menyebabkan gagal bayar dan dapat beresiko terhadap keuangan negara.

Oleh sebab itu, Menkeu mengingatkan dan memberi solusi agar permasalahan energi primer yang merupakan biaya terbesar di PLN menjadi perhatian.

“Kerugian yang ditanggung PLN tentu saja pada akhirnya akan dibebankan kepada rakyat dalam bentuk kenalkan tarif atau penambahan subsidi. Hal ini tentu tidak kita inginkan bersama. Karena dengan sendirinya rakyat akan semakin susah dan perekonomian negara akan semakin terpuruk,” paparnya.

Selain tersangkut kerugian yang mencapai puluhan triliun dan tersangkut korupsi, menurut Jumadis, permasalahan PLN lainnya, yakni; upaya pelemahan di internal PLN yang dilakukan oleh Direksi PLN.

“Direksi PLN melakukan ketidaktaatan terhadap kesepakatan yang telah dibuat berupa Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan peraturan perundang-undangan yang ada. Kesepakatan dan peraturan-peraturan yang ada terkait ketenagakerjaan dilanggar dan tidak diikuti. Seolah-olah ada grand design untuk menurunkan motivasi kerja pegawai yang pada akhirnya membuat produktifitas kerja menurun. Sehingga PLN semakin terpuruk,” tandasnya.  (Edi Triyono)

Tinggalkan komen