Cikal Bakal Hari Buruh Sedunia ‘May Day’
Jakartakita.com : Pada hari ini,Rabu (1/5/2013), buruh di seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia, untuk memperingati Hari Buruh Sedunia atau yang biasa disebut ‘May Day’. Ribuan buruh Jabodetabek akan menggelar aksi unjuk rasa di beberapa lokasi di Jakarta, terutama pusat-pusat pemerintahan seperti Istana Negara, gedung MPR/DPR RI, dan Bundaran HI yang menjadi landmark kota Jakarta.
Tahun ini para buruh akan menggaungkan 9 tuntutan kepada pemerintah RI, yaitu penghapusan sistem outsourcing, revisi Kebutuhan Hidup Layak (KHL) menjadi 80 poin, penolakan penangguhan kenaikan Upah Minimum Regional (UMR), penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), penghentian pemberangusan serikat pekerja, penolakan potongan gaji untuk iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), pengadaan rumah layak huni untuk buruh, pengadaan beasiswa untuk buruh, dan penetapan 1 Mei menjadi hari libur nasional.
Sebetulnya cikal bakal mengapa Hari Buruh Sedunia ‘May Day’ jatuh pada tanggal 1 Mei itu dimulai pada tahun 1806, ketika terjadi pemogokan pekerja di AS yang pertama kalinya. Ketika itu pekerja Cordwainers, perusahaan pembuat sepatu, melakukan mogok kerja. Namun para pengorganisir aksi mogok kerja itu dibawa ke pengadilan untuk diproses hukum.
Dalam pengadilan itu, terungkap fakta pekerja di era itu benar-benar diperas keringatnya. Mereka harus bekerja 19-20 jam per harinya. Dengan waktu istirahat yang hanya 4 jam dalam sehari, otomatis mereka tidak punya kehidupan lain di luar bekerja untuk perusahaan yang membayar mereka.Maka kelas pekerja Amerika Serikat pada masa itu kemudian memiliki agenda perjuangan bersama, yaitu menuntut pengurangan jam kerja.
Adalah Peter McGuire, seorang pekerja asal New Jersey yang punya peran penting dalam mengorganisir perjuangan ini. Pada tahun 1872, ia dan 100 ribu pekerja lainnya melakukan aksi mogok kerja untuk menuntut pengurangan jam kerja. McGuire menghimpun kekuatan para pekerja dan pengangguran, serta melobi pemerintah kota untuk menyediakan pekerjaan dan uang lembur bagi pekerja.
Tahun 1881, McGuire pindah ke Missouri dan mulai mengorganisir para tukang kayu. Hasilnya, di Chicago berdiri persatuan tukang kayu dengan McGuire sebagai sekretaris umumnya. Inilah cikal bakal serikat pekerja. Ide membentuk serikat pekerja ini kemudian menyebar dengan cepat ke seantero AS. Serikat-serikat pekerja lain didirikan di berbagai kota.
Tanggal 5 September 1882, digelarlah parade Hari Buruh pertama di kota New York dengan 20 ribu peserta. Mereka membawa spanduk yang berisi tuntutan mereka yang menggaungkan 24 jam kehidupan ideal dalam sehari yang diinginkan kelas pekerja Amerika Serikat, yakni;
8 jam bekerja, 8 jam istirahat, dan 8 jam rekreasi.
Tuntutan pengurangan jam kerja itu pada akhirnya menjadi perjuangan kelas pekerja dunia. Kongres internasional pertama mereka dilangsungkan di Jenewa, Swiss, pada tahun 1886, dan dihadiri organisasi pekerja dari berbagai negara. Kongres buruh internasional ini menetapkan tuntutan pengurangan jam kerja menjadi 8 jam sehari sebagai perjuangan resmi buruh sedunia.
Tanggal 1 Mei dipilih sebagai Hari Buruh Internasional karena mereka terinspirasi kesuksesan aksi buruh di Kanada pada tahun 1872. Ketika itu buruh Kanada menuntut 8 jam kerja seperti buruh di Amerika Serikat, dan mereka berhasil. Delapan jam kerja di Kanada resmi diberlakukan mulai tanggal 1 Mei 1886.
Pada tanggal 1 Mei 1886, bersamaan dengan mulai berlakunya 8 jam kerja di Kanada, sekitar 400 ribu buruh di Amerika Serikat menggelar demonstrasi besar-besaran yang berlangsung selama empat hari sampat tanggal 4 Mei 1886, untuk menuntut pengurangan jam kerja. Namun aksi para buruh di Amerika ini tidak berbuah manis seperti rekan seperjuangannya di Kanada. Aksi itu justru berakhir dengan ratusan orang tewas akibat ditembaki polisi Amerika Serikat Bahkan pemimpin buruh pada aksi itu juga ditangkap dan dihukum mati. Peristiwa ini dikenal dengan tragedi Haymarket karena terjadi di bundaran Lapangan Haymarket.
Sebagai penghormatan terhadap para buruh Amerika Serikat yang tewas dalam aksi demonstrasi itu, Kongres Sosialis Dunia yang digelar di Paris pada Juli 1889 menetapkan tanggal 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia (May Day). Hal ini semakin memperkuat keputusan Kongres Buruh Internasional yang berlangsung di Jenewa tahun 1886. (berbagai sumber/Risma)