Take a fresh look at your lifestyle.

Kebaya Encim, Bukti Akulturasi Budaya di Tanah Betawi

0 2,251
foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Salah  satu kebaya yang terkenal dari daerah Betawi adalah kebaya peranakan Tionghoa atau kebaya encim. Kebaya yang menjadi salah satu bukti akulturasi di tanah Betawi tersebut memiliki perjalanan tersendiri hingga bisa dikenal sampai sekarang oleh masyarakat.

Konon, ramainya perdagangan di kawasan Sunda Kelapa pada akhir abad ke-15, membuat Tanah Betawi didatangi oleh banyak saudagar dari Cina. Para saudagar ini kebanyakan tidak membawa anak isteri. Mereka menjadikan wanita pribumi sebagai ‘gundik’. Para gundik yang dipanggil ‘nyai’ inilah yang pertama-tama memperkenalkan kebaya encim.

Related Posts
1 daripada 1,284

Lambat laun, kebaya encim yang semula hanya dipakai oleh para ‘nyai’ dan peranakan Indo-Cina juga dipakai oleh wanita pribumi. Motifnya pun semakin beragam setelah makin banyaknya pendatang serta pedagang dari Portugis serta Malaka.

Menurut desainer Musa Widyatmoko, pemakaian kebaya nyonya atau kebaya encim pun memiliki pakem tersendiri. Beberapa pilihan warna kebaya ternyata memiliki makna khusus. Kebaya encim atau nyonya warna putih-biru dihubungkan dengan duka cita atau berkabung. Lalu kalau yang warna-warni sifatnya untuk pesta. Tapi kalau pesta justru bukan warna merah tapi fuschia dan hijau toska.

Tidak hanya kebaya encim, suku Betawi juga memiliki kebaya yang memiliki gaya ciri khas Betawi sendiri. Yakni kebaya Betawi yang bentuknya seperti kebaya kartini. Kebaya berwarna polos yang dipadu-padankan dengan kerudung berwarna ‘nabrak’ lengkap dengan kain panjang dan bros.

Tinggalkan komen