Take a fresh look at your lifestyle.

Villa Nova, Saksi Bisu Keindahan Kali Ciliwung

0 1,261

Tiket Pesawat Murah Airy

foto: istimewa
foto: istimewa

Jakartakita.com – Hari ini, Jumat (24/7/2015), Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bertemu dengan Komunitas Ciliwung Condet dan Komunitas Ciliwung Merdeka di Balai Kota untuk membahas kemungkinan membangun kawasan kali Ciliwung menjadi lokasi wisata. Ide tersebut tentunya tidak asal keluar begitu saja, karena dahulu pada zaman Belanda, kawasan Kali Ciliwung merupakan salah satu lokasi paling di Indah di tengah Jakarta.

Keberadaan situs sejarah Villa Nova yang kini tinggal puing-puing saja, adalah saksi bisu betapa dahulu kawasan Kali Ciliwung pernah menjadi tempat peristirahatan para tuan tanah Belanda.

Villa Nova disebutkan dalam buku ‘Sejarah Nasional Indonesia IV’ yang disusun oleh Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. Dalam buku tersebut ditulis, Villa Nova adalah saksi bisu pemberontakan Entong Gendut di Condet, Jakarta Timur. Saat pemberontakan Entong Gendut terjadi tahun 1916, Villa Nova yang juga disebut Landhuis saat itu dikuasai tuan tanah Lady Rollinson seorang tuan tanah partikelir Cililitan Besar.

Related Posts
1 daripada 41

Sedangkan dalam buku sejarah yang ditulis oleh budayawan Betawi Alwi Shahab berjudul ‘Betawi, Queen of The East’ disebutkan kalau villa yang dibangun tahun 1756 itu dulunya merupakan tempat peristirahatan seorang tuan tanah Belanda yang diberi nama Tanjung Oost (kini bernama Jalan Tanjung Timur). Villa tersebut sedemikian populer oleh kalangan petinggi Belanda zaman dahulu.

Keturunan Van Riemsdijk, terutama Willem Helvetius van Riemsdijk menempati vila itu sejak tahun 1781 hingga Perang Dunia II. Keturunan Van Riemsdijk, Tjalling Ament dan Dina Cornelia yang meninggal tahun 1870 dan 1877, sebelum pemberontakan Entong Gendut 1916, dimakamkan di TPU Gedong.

Konon, para pejabat dan gundik biasa berpesta dansa hingga pagi menjelang di villa itu. Hingga akhirnya pada tahun 1916, Entong Gendut, salah seorang jawara Betawi memimpin pemberontakan di kawasan ini. Para Belanda lari tunggang langgang meninggalkan villa. Villa Nova pun rusak.

Sepeninggal Belanda dari tanah Betawi, bangunan tersebut dijadikan asrama kepolisian. Namun sayangnya pada tahun 1986, Villa Nova mengalami kebakaran parah hingga membuat bangunan tersebut hancur hanya tinggal rangkanya.

Tinggalkan komen