Take a fresh look at your lifestyle.

‘Krisis’ di Sektor Properti Hanya Berdampak di Segmen Menengah-Atas

0 1,000
Rumah123@IgnatiusUntung
foto : ikung adiwar

Jakartakita.com – Industri properti menjadi industri yang diisukan melemah sepanjang tahun 2015. Harga properti yang terus melambung tinggi dalam jangka waktu tiga tahun belakangan, tingginya suku bunga KPR dan kondisi makro perekonomian, menyebabkan gairah konsumen terhadap industri properti menurun secara perlahan.

Namun demikian, ‘krisis’ di industri properti ‘hanya’ dirasakan untuk segmen menengah-atas, dengan harga produk yang ditawarkan diatas Rp 1 miliaran. Di segmen menengah bawah, dengan produk dikisaran harga Rp300 jutaan kebawah, ‘krisis’ tidak terlalu berdampak signifikan.

Demikian dikatakan Ignatius Untung, Country General Manager Rumah123.com, disela-sela acara Paparan Properti Sentimen Survei Semester 2-2015 di Jakarta, Selasa (3/10/2015).

Hasil survey yang dilakukan Rumah123.com tersebut, juga memprediksi satu sampai dua tahun mendatang, masyarakat muda antara usia 21-30 tahun akan memiliki keinginan tinggi untuk mendapatkan hunian pribadi.

Fakta lain yang menarik adalah masyarakat Indonesia saat ini masih mencari lokasi tempat tinggal yang lebih baik.

Related Posts
1 daripada 6,812
properti-rumah
foto : istimewa

Adapun wilayah Tangerang Selatan, Depok dan Bogor adalah beberapa wilayah yang akan di lirik untuk daerah Jabodetabek, namun Jakarta Selatan tetap menjadi idaman utama untuk di wilayah Jakarta. Selain itu, kota-kota besar seperti Bandung, Yogyakarta, Medan, Palembang menjadi pilihan masyarakat Indonesia dikarenakan dianggap sudah memiliki infrastruktur yang cukup baik.

“Masyarakat Indonesia juga masih menunggu realisasi dari program Satu Juta Rumah oleh pemerintah Jokowi. Terlihat dari hasil survey, 72% Masyarakat Indonesia mengetahui dan mengharapkan kelanjutan dari program pemerintah ini,” ujarnya.

Ditambahkan, suku bunga KPR kembali menjadi faktor utama yang dianggap responden dapat mengancam pertumbuhan properti (35%) dan faktor paling berpergaruh bagi konsumen dalam memilih bank penyedia KPR (66%), Terungkap juga bahwa 70% dari total responden masih akan mencari pinjaman melalui KPR saat melakukan pembelian properti.

Tahun depan (2016), lanjut dia, diprediksikan akan terjadi peningkatan pertumbuhan secara perlahan. Kenaikan harga akan tetap dipicu oleh maraknya pembangunan infrastruktur dan transportasi umum yang saat ini hampir berbanding lurus sehingga banyak konsumen akan kembali berinvestasi di sektor properti.

“Hasil survei semester dua menggambarkan adanya perbaikan daya beli dan keinginan memiliki properti dalam satu sampai dua tahun ke depan yang meningkat,” tandas Untung.

 

Tinggalkan komen