133 Paket Pekerjaan Infrastruktur Strategis Senilai Rp 3,04 Triliun Ditandatangani
Jakartakita.com – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) didampingi oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, pada hari Senin (29/2/2016), di Jakarta, menyaksikan Penandatanganan Kontrak Kegiatan Strategis Tahun Anggaran 2016 Kementerian ESDM.
Kontrak yang ditandatangani meliputi 133 paket pekerjaan dengan nilai Rp 3,04 triliun, yang sebagian besar merupakan paket pekerjaan infrastruktur strategis.
Sebelumnya pada tanggal 14 Januari dan 2 Februari 2016 lalu, juga telah dilaksanakan penandatanganan kontrak paket-paket kegiatan Kementerian ESDM Tahun 2016 dengan total nilai Rp 545 miliar.
“Dua puluh hingga tiga puluh tahun ke depan, terjadi persaingan perebutan sumber daya energi dan pangan. Maka mulai sekarang, kita harus membuat strategi besar, untuk fokus pada pangan dan energi, serta membangun infrastruktur pendukungnya,” ungkap Presiden Jokowi dalam sambutannya.
Lebih lanjut dikatakan, jika lelang dimulai lebih awal, maka akan lebih mudah untuk mengatur dan mengelola proyek.
“Saya berpesan kepada Menteri ESDM beserta jajaran dan Pemerintah Daerah untuk memantau dan cepat mengambil keputusan apabila ada masalah, sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan berkualitas, serta dapat menjadi penggerak perekonomian setempat yang manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat setempat,” jelas Presiden.
Adapun kontrak infrastruktur strategis yang ditandatangani hari ini terdiri dari; Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG), Jaringan Gas, Pipa Gas, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLT Sampah), dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLT Biogas) yang tersebar di berbagai lokasi di Indonesia.
Di antara kontrak tersebut terdapat satu kontrak dengan nilai terbesar yaitu pembangunan Jaringan Gas Prabumulih yang berlokasi di Sumatera Selatan dengan nilai kontrak Rp 493 miliar dan satu kontrak terjauh yaitu PLTS 2 Megawatt yang berlokasi di Manokwari, Papua Barat dengan nilai Rp 57 miliar. (Edi Triyono)