Take a fresh look at your lifestyle.

PermataBank Edukasi Generasi Milenial Lewat Buku

0 1,537

Tiket Pesawat Murah Airy

foto : istimewa
foto : istimewa

Jakartakita.com – Mantra hidup YOLO, You Only Live Once semakin populer di kalangan usia 18 – 35 tahun. Mantra ini mengajarkan bahwa hidup hanya sekali, haruslah dinikmati sehingga kita harus menjalani hidup tanpa penyesalan.

Akan tetapi, mantra YOLO sering di salah artikan menjadi makna negatif, bahwa hidup menggila hari ini seperti tidak ada hari esok. Termasuk dalam urusan konsumsi, mantra ini juga yang membuat generasi Milennial terjebak hidup konsumtif tanpa memikirkan masa depan.

Padahal, kalau hidup hanya sekali, haruslah dimaksimalkan baik untuk pengembangan diri maupun persiapan masa depan.

Menyikapi hal tersebut, baru-baru ini, bertempat di Kinokuniya Plaza Senayan, Jakarta Selatan, PermataBank meluncurkan buku berjudul Kece Tanpa Kere – Strategi #SayangUangnya Mengatur Keuangan Ala Anak Muda.

Related Posts
1 daripada 6,882

”Ketika saya merefleksikan mantra YOLO! saya sadar bahwa perilaku kita sejak muda akan dibawa hingga nanti, termasuk perilaku konsumtif kita. Buku ini merupakan kontribusi kami juga dalam rangka Hari Pendidikan Nasional Indonesia agar masyarakat Indonesia memiliki pengertian yang utuh tentang uang sejak dini,” ujar Bianto Surodjo – Direktur Retail Banking PermataBank.

Sementara itu, Ria Prastiani, Direktur Penelitian Kebijakan & Pengaturan Edukasi dan Perlindungan Konsumen (EPK) Otoritas Jasa Keuangan menyatakan bahwa pihaknya memiliki visi untuk meningkatkan literasi keuangan di kalangan masyarakat Indonesia.

“Akan tetapi, generasi muda sering kali beranggapan bahwa segala sesuatu tentang keuangan tidak perlu dipikirkan sekarang. Buku ini merupakan bagian dari upaya meningkatkan literasi keuangan di kalangan anak muda dengan cara yang ‘muda’,” jelasnya.

Dalam kesempatan ini, turut hadir Andy F. Noya –  host Kick Andy dan artis Adinia Wirasti, yang membagikan prakata dalam buku ini dan juga memberikan tanggapannya mengenai fenomena YOLO.

“Semua orang pastinya ingin menikmati hidup. Akan tetapi, banyak yang mengaitkan kebahagian dengan perilaku konsumtif, seakan – akan barang yang kita miliki bisa menggambarkan jati diri kita,” ujar Andy.

 

Tinggalkan komen