Laba Bersih Meliá Hotels International Naik 27,8% di 2017
Jakartakita.com – Perusahaan hotel terkemuka asal Spanyol, Meliá Hotels International mengumumkan hasil pencapaian finansialnya di tahun 2017, yang berhasil memperoleh keuntungan sebesar 128.7 juta Euro, atau meningkat 27.8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan total peningkatan EBITDA yang sebesar 11%.
Kinerja positif pada bisnis hotel juga tercermin dalam kunci indikator RevPAR (Revenue Per Available Room) yang meningkat sebesar 5.6% secara global.
Gabriel Escarrer Jaume, Executive Vice President dan CEO Meliá Hotels International menyampaikan, bahwa pencapaian positif ini didukung oleh dampak positif tren perjalanan secara global, transformasi budaya dan digital, serta strategi bisnis yang konsisten.
“Dengan pendekatan strategi dan kerja sama tim global yang sangat baik, kami dapat menutup tahun 2017 pada posisi sedikit di atas ekspektasi pasar, terlepas dari berbagai faktor tak terduga yang dapat berdampak negatif pada perkembangan bisnis,” jelas Gabriel dalam siaran pers yang diterima Jakartakita.com, baru-baru ini.
Ditambahkan, kehadiran perusahaan yang kuat di beberapa daerah dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi seperti Karibia, Spanyol, Asia, serta pemulihan pasar di Paris dan London juga membantu menjaga stabilisasi pencapaian perusahaan dari beberapa peristiwa yang tak terduga seperti badai di Karibia, ketidakstabilan politik di Catalonia, serta bencana alam yang mengguncang Bali pada kuartal ke-4.
Lebih lanjut diungkapkan, transformasi pada strategi digital telah diaplikasikan perusahaan, tak hanya pada proses penjualan, namun juga pada beberapa kunci proses manajemen.
Hal ini berdampak positif pada peningkatan penjualan online sebesar 21% dengan total penjualan 520 juta Euro melalui Melia.com. Pada waktu yang bersamaan, Meliá juga telah memperbaharui budaya pelayanannya dengan motto perusahaan “leisure at heart, business in mind”, yang menunjukkan keahliannya dalam bidang hotel dan resor urban leisure dengan fokus kuat pada pelayanan dan koneksi emosional dengan para tamu hotel, serta menunjukkan komitmennya dalam keunggulan bisnis.
Untuk diketahui, di tahun 2017, Meliá Hotels International memberikan nilai yang baru untuk masing – masing brand perusahaan seperti Paradisus by Meliá, ME by Meliá, Gran Meliá, Meliá, dan Innside by Meliá.
Hal ini ditujukan untuk menyesuaikan permintaan pelanggan yang semakin beragam di ranah global.
Perusahaan juga melanjutkan rencana ekstensif untuk mereposisi dan mengubah citra hotel, dengan total investasi gabungan lebih dari 600 juta Euro sejak tahun 2011 di Spanyol.
“Strategi tersebut merupakan bagian dari ‘Visi 2020’ perusahaan kami untuk memperkuat kepemimpinan dalam segmen hotel dan resor urban leisure, serta menjadi perusahaan yang unggul, bertanggung jawab, dan berkelanjutan,” jelas Gabriel.
Berangkat dari strategi tersebut, Meliá Hotels International menerima beberapa penghargaan untuk Global leader in sustainability and corporate governance dan Best hotel chain in the world in the leisure segment yang diberikan oleh Global Traveler di tahun 2017.
Dalam siaran pers juga disebutkan, di tahun 2017, Meliá Hotels International memiliki fokus yang kuat pada wilayah Asia Pasifik, dimana saat ini memiliki lebih dari 40 hotel yang mewakili 33% dari ekspansi pipeline.
Perusahaan percaya bahwa hal ini penting untuk membantu peningkatan proporsi arus turis di pasar Asia dan hotel Meliá di seluruh dunia, serta pada pasar domestik yang sedang berkembang. Hal ini dapat meningkatkan jumlah pengunjung asia ke beberapa kota – kota utama dan destinasi resor Meliá di Asia Pasifik seperti Indonesia, Vietnam, Malaysia, Thailand, Myanmar, dan Cina.
Pertumbuhan di daerah Asia Pasifik sempat mengalami dampak negatif dari peristiwa erupsi Gunung Agung pada kuartal ke-4 di tahun 2017, kejadian ini sempat mempengaruhi beberapa hotel di Indonesia yang dibuka pada periode tersebut seperti Sol House Bali Legian, dan Innside Yogyakarta.
Meski demikian, terdapat peningkatan penjualan sebesar 36% melalui melia.com, peningkatan EBITDA sebesar 80%, dan keuntungan margin sebesar 20%.
“Pasar Asia memiliki potensi yang sangat besar bagi international travel namun cukup rumit bagi perusahaan asing, oleh karena itulah Meliá telah bekerja di wilayah Asia selama 32 tahun dan menjalin hubungan yang kuat dengan grup perusahaan besar seperti Greenland China, TCC-Land Thailand atau Aurelian Land SDN BHD Malaysia yang dapat memberikan keunggulan kompetitif mendasar untuk membantu kami lebih berkembang di belahan dunia ini,” ungkap Gabriel.