Take a fresh look at your lifestyle.

Semarak IFW 2019 : Desainer Sofia Sari Dewi Hadirkan Tenun Pa’Bunga Bunga Toraja yang Nyaris Punah

0 4,759

Jakartakita.com – Di ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2019 yang dihelat di Jakarta Convention Center (JCC), Sabtu (30/3), desainer Sofia Sari Dewi berkolaborasi dengan komunitas TorajaMelo x Toraja Utara sekaligus merayakan satu dekade keberhasilan TorajaMelo dalam melestarikan motif tenun Pa’Bunga Bunga Toraja yang nyaris punah.

Kepada awak media yang mewawancarainya, Sofia mengaku memiliki alasan sendiri dalam mengangkat sarong (sarung) bertema ‘Urban Reborn’ ini, dalam koleksinya.

“Sarung sudah menjadi bagian gaya hidup masyarakat Indonesia sejak lama. Orang Indonesia terlihat anggun dan gagah saat mengenakan sarung,” kata Sofia.

Dengan mengangkat sarung menjadi sesuatu yang kekinian di ajang IFW 2019, ia berharap generasi muda mulai menerapkan #SarongIsOurLifestyle sebagai outfit-nya, serta bangga dengan jati dirinya.

Adapun di ajang IFW 2019, Sofia menggunakan sarung yang ‘disulap’ dalam outfit kekinian dalam 9 look, yaitu 5 untuk pria dan 4 untuk perempuan.

Related Posts
1 daripada 3,361

“Sarung bisa dimodifikasi tampil kekinian dan modis sehingga cocok dikenakan sebagai outfit harian,” ungkap desainer kelahiran Yogyakarta, 2 November 1983. 

Adapun TorajaMelo merupakan social enterprise yang peduli dengan seni dan budaya, khususnya dalam bidang tenun dan memiliki tujuan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para perempuan penenun, sekaligus melestarikan dan meremajakan seni budaya tekstil tenunan tangan tradisional Indonesia. 

Menurut Dinny Jusuf, Founder dan CEO TorajaMelo, social enterprise ini dibentuk tujuan utamanya adalah untuk mengurangi kemiskinan perempuan pedesaan dengan menggunakan tenun.

Selama satu dekade eksistensinya, TorajaMelo telah meremajakan beberapa pola tekstil tenunan tangan Toraja, salah satunya adalah Pa’Bunga Bunga yang akan ditampilkan dalam pagelaran kali ini.

“Ini adalah pertama kalinya motif tenun Toraja Pa’Bunga Bunga tampil di publik secara resmi. Sepuluh tahun yang lalu, hanya dua penenun tua yang bisa menenun teknik lompat lungsi dengan motif geometrik ini. Sekarang, dengan berdirinya Koperasi Penenun Sa’dan Siangkaran sebagai mitra ToraiaMelo, sudah banyak perempuan muda Toraja yang bisa menenun teknik ini,” ungkap Dinny.

Sebelumnya, pada tahun 2018, Sofia juga memanaskan ajang Indonesia Fashion Week yang berkolaborasi dengan komunitas Indigo Ikat Lango, Ngada yang menghadirkan tenun dengan warna baru yang eksotik yaitu ‘Indigo Deep Blue Sea’. Karya itu terinspirasi dari kecintaannya terhadap kebudayaan di daerah Ngada, di Provinsi Nusa Tenggara Timur. (Edi Triyono)

Tinggalkan komen